Amsal 3:3-4
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.”
Bacaan setahun : Mazmur 84; Lukas 5; Yeremia 16-17
Dibutuhkan usaha, kerja keras, serta latihan terus menerus agar seorang olahragawan bisa mendapat juara. Tanpa itu semua, keinginan menjadi sang juara hanyalah sebuah mimpi.
Sahabat, dari bacaan Alkitab di atas, Salomo kembali mengingatkan kita akan bagaimana pentingnya menjaga kasih dan kesetiaan sebagai modal utama dalam menjalani kehidupan. Ingat, janji Allah selalu menyertai ketetapan-Nya. Itulah yang menjadi bukti kasih dan kesetiaan-Nya dalam hidup kita.
Ketika kasih dan setia Allah kita miliki, maka kehormatan terbesar di dunia ini menjadi milik kita. Kasih dan setia juga merupakan mandat agar kita hidup dalam kesalehan, ketulusan, dan kemurahan hati di hadapan Allah.
Pernahkah sahabat merasa geram dan menahan amarah karena sesuatu hal? Lalu apa yang Anda lakukan saat itu? Secara manusiawi kadang muncul kata kasar dan menyakitkan akibat dari luapan emosi dalam diri kita.
Namun jika hari ini kita ditantang untuk melakukan hal yang bertentangan dari itu, apakah kita mampu melakukannya? Mulai hari ini, saya mengajak sahabat untuk menaikkan puji-pujian saat kita ingin meluapkan emosi negatif. Sahabat bisa merasakan dan menikmati damai sejahtera yang melampaui segala akal manusia, saat bias melakukannya.
Mari kita merefleksikan kembali pernyataan Yusuf dalam Kejadian 45:5 – “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”
Kisah Yusuf ini merupakan sebuah catatan dari lompatan iman dalam pengharapan. Bagaimana seorang yang hidup dalam pembuangan dan keterasingan, berubah menjadi bukti pemeliharaan Tuhan atas satu keluarga dan bangsa.
Saat ini mungkin kita berada pada kondisi yang sulit. Namun sanggupkah kita tetap menaruh harapan dan percaya kita pada Allah sebagai penulis skenario terbaik, yang memampukan kita untuk berdiri tegar dan berkata:
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.” (Mazmur 50:20)
Tetap semangat menjalani hari yang penuh tantangan, berikanlah senyum terindah bagi setiap masalah yang datang dan tetapkanlah hati untuk memegang teguh kasih dan kesetiaan hingga kita peroleh hadiah panggilan sorgawi dari Bapa. Tuhan Yesus memberkati.