Site icon KEBAKTIAN

Apa Renungan Tentang Ulang Tahun Menurut Alkitab

Renungan rohani tentang ulang tahun. Momen bertambahnya usia kerap dijadikan sebagai ajang introspeksi diri. Saat seseorang Kristen berulang tahun, maka dia akan mengingat kembali apa dosa yang pernah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya dan kemudian memanjatkan doa pengakuan dosa.

Selain berintrospeksi atas kesalahan yang pernah dilakukan, seorang Kristen juga dianjurkan untuk memanjatkan doa ulang tahun kristen untuk memohon kepada Tuhan agar di momen pertambahan usia ini diri kit menjadi pribadi yang lebih baik, lebih peka akan kesalahan dan kebenaran, serta hal-hal positif lainnya.

Ketika ada orang yang ulang tahun, entah itu saudara, ayah, ibu, kakek, nenek, keluarga, teman, saudara, pacar, kekasih, istri, atau anak, kita juga perlu memanjatkan doa ulang tahun Kristen tersebut memohon kepada Tuhan agar orang yang berulang tahun sehat selalu, panjang umur, dan cita-citanya tercapai.

Pada pembahasan sebelumnya kami juga telah memberikan beberapa kumpulan ayat alkitab kristen tentang ulang tahun. Di dalamnya terdapat banyak sekali ayat-ayat emas yang menarik berkaitan dengan ulang tahun seorang manusia.

Melalui ayat Alkitab atau firman Tuhan tersebut juga tersedia banyak sekali kata-kata atau kutipan menarik tentang Kristen dan juga renungan-renungan yang menginspirasi dan memotivasi saat teduh seperti yang tersaji pada kumpulan renungan Kristen tentang ulang tahun berikut ini.

Makin Dewasa Rohani

“Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan Tuhan maupun di hadapan manusia.” 1 Samuel 2:26.

Saat seseorang merayakan ulang tahun, orang-orang terdekatnya pasti akan memberikan ucapan seamat, baik melalui kartu ucapan, WhatsApp, ataupun bilang secara langsung disertai dengan iringan doa seperti semoga semakin deasa, sukses, dan diberkati Tuhan.

Dengan bertambahnya usia seseorang, diharapkan dia akan menjadi semakin dewasa pula. Semua orang pasti akan berharap hidupnya mengalami peningkatan demi peningkatan dalam segala hal, mulai dari hidup yang makin diberkati, karir meningkat, pelayanan makin maju, dan makin dipakai Tuhan serta semakin dewasa dalam hal rohani.

“Tuhan akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia,” (Ulangan 28:13).

Hidup samuel mengalami peningkatan demi peningkatan. Samuel yang muda itu semakin besar dan semakin disukai baik oleh manusia ataupun di hadapan Tuhan. Samuel mengalami pertumbuhan iman yang luar biasa dan semakin dewasa rohani. Kedewasaan seseorang ini seharusnya merupakan kedewasaan penuh, artinya dia dewasa di hadapan tuhan dan juga manusia.

Ada pula kedewasaan seseorang tak bergantung pada usia atau berapa tahun dia telah menjadi Kristen, mungkin seseorang bisa saja dewasa secara umur, namun belum tentu secara rohani.

Kedewasaan rohani seseorang berbicara tentang karakter dan buah-buah roh yang dihasilkan dalam hidupnya. Orang yang dewasa rohani memahami kehendak dan rencana Tuhan dalam hidupnya, serta menyadari bahwa jalan Tuhan bukanlah jalannya, waktu Tuhan bukanlah waktunya.

Maka dari itu dia percaya bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya, sehingga dia pun mampu memandang segala sesuatu dari sudut pandang Tuhan, bukan dari sudut pandangnya. Sehingga dia akan semakin banyak mengucapkan syukur, tidak pernah mengomel dan mengeluh meski harus melewati berbagai persolan karena dia tahu bahwa tuhan memegang kendali hidupnya.

Waktu Berharga Bersekutu dengan Tuhan

“Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik.” Mazmur 84:11.

Waktu merupakan hal yang tak pernah berhenti, dia akan terus maju dan tak kembali lagi. Maka dari itu, banyak orang berusaha untuk mengabadikan momen tertentu yang dianggap berkesan dalam hidupnya seperti pernikahan, bulah madu, berwisata dengan keluarga, bahkan berulang tahun.

waktu-waktu sepertiitu sungguh sangat berkesan dan berharga sekali. Orang percaya yang menyadari bahwa waktu sangat berharga pasti akan menggunakannya dengan sebaik mungkin dan tidak akan pernah menyia-nyiakannya begitu saja.

“…perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,” (Efesus 5:15).

Bila menyadari bahwa hidup di dunia terbatas waktunya, hendaklahini mendorong kita untuk semakin giat mengerjakan perkara rohani. Bagi Daud, waktu yang paling berharga adalah ketika bersekutu dengan Tuhan, bersekutu bukan hanya saat beribadah saja, melainkan bisa dilakukan di mana pun kita berada.

Sebab ada banyak orang yang datang ke gereja, namun hati dan pikirannya tak tertuju kepada tuhan. Saat firman Tuhan disampaikan, mereka asik bermain Hp, WhatsApp, Instagram, sibuk bisnis online, dan lain sebagainya. Itulah bukti bahwa orang yang datang ke gereja tidak sepenuhnya bermaksud untuk beribadah dan merindukan hadirat-Nya, melainkan hanya sebagai aktivitas agamawi rutinitas.

Semua orang diberikan waktu yang sama dalam sehari, yakni 24 jam. Bagaimana cara kita bisa menjadikan waktu tersebut berharga? Daud, seorang raja yang memiliki agenda kerja yang padat masih mampu membangun kekariban dengan Tuhan, bahkan bagi dia yang lebih berharga bahkan bukan saat dia masih di istananya yang megah beserta fasilitas mewah, melainkan saat dia berada di Bait Tuhan.

“… itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” Mazmur 27:4.

Exit mobile version