Site icon KEBAKTIAN

Bacaan Renungan Kristen Tentang Kerja Keras yang Memotivasi

Renungan rohani tentang kerja keras. Satu hal utama yang membedakan antara orang sukses dan orang berhasil adalah kerja keras. Seseorang yang bekerja keras tentu akan berhasil, namun orang yang hanya malas-malasan tak akan pernah memiliki apa-apa.

Ini juga telah banyak dibahas di dalam Alkitab di mana Tuhan menyebutkan bahwa seseorang yang hidup di dunia bukan berarti akan dimanjakan oleh-Nya, melainkan dia harus berjuang keras dalam segala hal, termasuk bila ingin menggapai harapan dan impian.

Dan jangan lupa selalu iringi dengan doa, sebab doa bagi orang Kristen ibarat nafas kehidupan yang tak boleh dilewatkan. Misalnya saat menjalankan bisnis maka kita membaca doa kelancaran usaha dan bisnis ataupun doa kristen minta kelancaran rezeki.

Namun mungkin ada beberapa orang yang memilih bermalas-malasan. Misalnya ketika waktu luang mereka lebih banyak bermain game, tidur-tiduran, atau bahkan tak melakukan apapun. Istirahat memang penting, namun hal itu juga ada batas waktunya.

Saat ada waktu luang, ketika tubuh sudah mendapat cukup banyak energi dari istirahat, bukankah lebih baik melakukan hal-hal yang produktif? Misalnya melakukan pekerjaan lain atau menciptakan karya yang bisa mengubah masa depan? Nah pada kesempatan ini kami ingin berbagi kumpulan renungan rohani Kristen tentang kerja keras untuk motivasi dan semangat diri. Silahkan disimak.

Pekerja Keras

“Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.” Amsal 10:4.

Semua orang ingin menjadi orang yagn berhasil dalam studi, pekerjaan, atau karis. Lalu, bagiamana agar keinginan bisa terwujud? Seorang karyawan pasti berandai-andai bekerja di perusahaan ternama, di mana dia akan mendapatkan gaji tinggi dan fasilitas memadai.

Seorang siswa pun demikian, berpikir bila masuk sekolah unggulan, kelak dia akan bisa melanjutkan kuliah di perguruan tinggi terbaik. Atlet bulutangkis juga berpikir bila mereka masuk pelatnas di Jakarta, mereka pasti memiliki prestasi yang tinggi.

Seringkali kita melihat hasil yang kelihatannya sudah enak atau mapan, namun pernahkah kita berpikir bahwa di balik itu semua dibutuhkan kerja keras? Seorang karyawan tentu akan bekerja keras dengan penuh dedikasi pasti akan medapatkan upah yang sesuai. Tanpa belajar dengan keras, seorang siswa juga tak mungkin mendapatkan nilai bagus dan diterima di perguruan tinggi impian. Demikian juga dengan seorang altet, tanpa kerja keras dia takkan pernah mendapatkan prestasi yang membanggakan.

Maka dari itu jangan pernah kita malas dalam mengerjakan sesuatu. Sebaliknya, jadilah pekerja keras. Sebab, Tuhan itu adalah Tuhan yang bekerja, bukan Pribadi yang bermalas-malasan atau berpangku tangan saja.

“Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” (Amsal 19:15) dan “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17), bahkan “Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.” (Mazmur 121:4).

Jika Tuan saja sudah bekerja keras, apa kita sebagai anak-Nya hanya bermalas-malasan dan mau terima beres saja? Tuhan menghendaki kita bekerja dengan sungguh sesuai kemampuan yang Dia berikan. Kepada orang yang hanya memiliki satu talenta, yang tidak mau bekerja, Tuhan menyebut dia adalah hamba yang jahat dan malas.

“Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,” (Matius 25:26) dan “Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga,” Pengkotbah 9:10.

Pemimpin Rohani Bekerja Keras untuk Kita

“Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;” 1 Tesalonika 5:12.

Tidak mudah menjadi seorang pemimpin. Kita haruas siap mental karena jarang sekali memperoleh pujian sekalipun berprestasi, namun ketika ada kesalahan sedikit saja akan datang banyak kritikan, cibiran, dan hujatan, terlebih menjadi pemimpin rohani yang memberikan tuntunan, arahan, nasihat, dan bimbingan kepada orang lain mengenai perkara rohani.

Membimbing seseorag untuk menjadi semakin dekat dengan Tuhan dan kebenaran-Nya bukanlah hal mudah. Berdasarkan nas di atas, yang dimaksud pemimpin rohani merupakan orang yang bekerja keras dalam memimpin jemaat, menegor kesalahan, menasihati, memberikan dorongan semangat, serta menyampaikan firman Tuhan.

Rasul Paulus menasihati agar kita belajar memberikan kepada pemimpin rohani kita sikap hormat dan menghargai jerih payah mereka. Jangan hanya bisa menyalahkan dan membicarakan kekurangannya. Bukankah hal ini masih sering terjadi?Dan mengapa hal ini perlu dipertegas kembali?

Sebab, pemimpin rohani adalah orang yang ditetapkan Tuhan untuk memimpin kita dalam kerohaniannya, mereka bekerja keras mengajar dan membimbing kita untuk mengetahui kebenaran firman Tuhan agar kita semakin memiliki pengenalan yang benar akan Tuhan, semakin bertumbuhnya iman dalam hati, semakin dewasa rohani ini.

Mengapa kita harus menghormati pemimpin rohani kita? Sebab mereka sudah bekerja keras untuk kita, namun bukan mengultuskan dia. Tuhan tetaplah yang memiliki posisi tertinggi dan terutama untuk disembah serta dimuliakan, sedangkan pemimpin rohani layak untuk dihormati karena merupakan karunia jemaat.

“…Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,” (Efesus 4:11-12).

Exit mobile version