Site icon KEBAKTIAN

Gereja Methodist Indonesia (GMI)

Menjadi Anggota PGI: 25 Mei 1950
Berdiri: Mei 1905
Telepon: (061) 451.0570; 457.1191 | Fax: (061) 415.7118
e-Mail:  methodis@indosat.net.id
website: www.gmi.or.id

 

Profil Singkat

GMI adalah satu-satunya gereja di Indonesia yang hadir bukan sebagai hasil pekabaran Injil misi Belanda dan Jerman, melainkan hasil pelayanan misionaris dari Amerika yang bekerja di Malaysia dan Singapura. GMI juga satu-satunya gereja yang keanggotaannya WNI dan asing. Kebanyakan jemaat yang ada dimulai dari sekolah. Karena itu sekarang banyak jemaat yang juga mengelola sekolah. Pekabaran Injil melalui pendidikan umum dianggap cara terbaik sehingga jemaat cepat berkembang. Inilah salah satu kekhasan lain dari GMI.Tahun 1902. George F. Pykett, pimpinan Distrik Penang dari Konferensi Malaysia datang ke Medan. Dia mengunjungi Medan untuk melihat kemungkinan dibukanya pos pekabaran Injil. Saat itu belum ada misi Methodist. Di sana dia bertemu beberapa pendatang dari Penang tetapi sudah lama tinggal di Medan, dan pernah mendengar Injil melalui sekolah di Penang.Hong Teen, seorang Tionghoa yang pernah menjadi murid di Methodist Anglo Chinese School di Penang adalah salah satu yang ditemui Pykett. Hong Teen mendirikan sebuah sekolah di Medan. Dia meminta Pykett membantu memimpin Boy’s School. Tahun berikutnya, 1903, Pykett pindah ke Medan dan mendirikan Boy’s School. Pykett diizinkan juga untuk mengajar Alkitab setiap hari. Pykett lalu minta bantuan dua guru. Salah satunya ialah Salomon Pakianathan dari Anglo Chinese School di Penang. Pakianathan, seorang Tamil datang ke Medan pada Mei 1905. Dia seorang guru Kristen yang baik. Sambil mengajar, dia juga bersaksi tentang Yesus. Karena kesaksiannya itu beberapa kelompok PA terbentuk. Kelompok-kelompok ini menggunakan bahasa Hokkian dan Melayu. Jumlah orang-orang yang percaya bertambah.Tahun 1906, Pykett kembali ke Penang dan mengutus Ng. Kuan Jiu, seorang guru ke Medan. Pendeta John R. Denyes ditetapkan menggantikan kedudukan Pdt. Pykett. Sayang sekali, tahun itu juga Hong Teen melarang pelajaran agama Kristen di sekolahnya itu. Karena itu, Pakianathan pindah ke Palembang, Sumatera Selatan. Sebagaimana di Medan, Pakianathan berhasil membentuk beberapa kelompok PA. Persekutuan di Medan terhenti selama 2 tahun. Tahun 1910, Khoo Cian dan Lim Huay Gin datang ke Medan dari Singapura. Mereka mendirikan Anglo Chinese School dan memulai kebaktian. Pada Juni 1912 Lim Huay Gin menyerahkan tanggungjawab ibadah dan sekolah kepada Pdt. W.T. Ward. Ward menjadi misionaris pertama yag ditetapkan untuk melayani di Medan.

GMI merupakan bagian dari Gereja Methodist seDunia. GMI sekarang ini terdiri dari 2 wilayah, Wilayah I meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Kepri yang berkedudukan di Medan. Wilayah II meliputi Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa, Bali, Kalimantan dan Papua berkedudukan di Jakarta. GMI adalah anggota WCC (2005), CCA, CCI dan WMC.

Exit mobile version