Lukas 19:8
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.”
Bacaan setahun : Mazmur 26; Matius 26; 2 Raja-Raja 15-16
Zakheus adalah seorang pemungut cukai atau penagih pajak, bisa saja menjadi orang yang sangat tidak disukai dimasanya. Dimata orang Yahudi para pemungut cukai dikenal sebagai orang yang tidak memiliki kasih, tidak berperasaan, bahkan dengan tegas, keras, dan kasar mampu melakukan tuduhan-tuduhan palsu bagi orang yang tidak membayar pajak.
Hal itu membuat banyak orang memilih untuk bekerjasama agar tidak mengalami kesulitan-kesulitan saat menghadapi seorang pemungut cukai. Seorang pemungut cukai dianggap sebagai orang yang hanya menguntungkan bangsa Romawi yang menjajah bangsa Yahudi saat itu.
Sebagai seorang pemungut cukai, Zakheus adalah orang yang sangat kaya. Namun sebenarnya, Zakheus adalah orang yang merasa dikucilkan dan dihindari banyak orang. Bisa saja ia melihat banyaknya pandangan sinis dari orang-orang yang ia temui di jalanan setiap hari. Karena posisi dirinya yang buruk dalam pandangan orang, maka muncul dorongan dalam dirinya untuk bertemu Yesus.
Namun Yesus yang adalah Allah yang penuh kasih dan berinisiatif mendatangi Zakheus . Ia melihat adanya secuil keinginan untuk bertobat dari Zakheus dan menggenapinya dengan mengajaknya untuk bertemu di rumah Zakheus.
Jika dulu ia adalah orang yang mengambil cukai dari banyak orang, maka saat ia bertemu Yesus, Zakheus berubah menjadi seorang pemberi. Kata “setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin” menunjukkan adanya perubahan sikap dari Zakheus.
Dalam perjumpaannya dengan Yesus membuat Zakheus menghasilakan buah-buah Roh yang berupa kasih, kemurahan, dan sukacita (Galatia 5:22-23).
Kita tidak dapat mengenal Yesus, menerima keselamatan yang Dia berikan jika kita masih tinggal di dalam dosa. Iman kita kepada Kristus harusnya mengubah hidup kita secara lahiriah dengan tindakan nyata mengasihi sesama. Dosa membuat kita merasa tertekan, terintimidasi dan tidak merdeka. Namun pendamaian membuat jiwa menjadi tenang.
Saat ini, kita pun adalah orang berdosa sama seperti Zakheus. Tapi tetaplah percaya akan janji-Nya, “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”. (Ibrani 13:5b)
Tuhan akan selalu membuka tangan-Nya dan menanti kita untuk datang kepadaNya. Kita hanya perlu membuka hati, bertobat, dan meninggalkan semua dosa dihadapan-Nya.