Site icon KEBAKTIAN

Matius 5:8 Melihat Allah

Matius 5:8

“Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.”

Bacaan setahun : Amsal 18; Efesus 1; Pengkhotbah 1-2

Ayat ini adalah bagian dari Khotbah di Bukit yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada orang-orang yang mengikuti Dia. Kata ‘berbahagialah’ dari bahasa aslinya berarti ‘diberkatilah’. Ya, setiap orang yang suci hatinya adalah orang yang diberkati. Mengapa? Karena mereka akan melihat Allah.

Melihat Allah memiliki dua pengertian. Pertama, melihat karya Allah bekerja dalam hidupnya. Kedua, bertemu dengan Allah suatu saat nanti dalam kekekalan. Ini adalah berkat yang luar biasa.

Tetapi, apakah mungkin seseorang bisa memiliki hati yang suci? Roma 3:10 berkata bahwa tidak ada seorang pun yang benar di hadapan Allah. Manusia sudah jatuh dalam dosa (Roma 3:23), dan kecenderungan hatinya adalah menjauh dari Allah. Bagaimana mungkin dapat memiliki hati yang suci?

Memang dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak mungkin memiliki hati yang suci. Namun ada Roh Kudus yang akan menolong kita. Yang diperlukan adalah menyediakan hati kita untuk dibentuk oleh-Nya dan terus menjaga hati kita. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23). Kita dapat menjaga hati kita dengan cara menjaga motivasi kita, belajar tulus, dan bersedia ditegur oleh Tuhan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat memiliki hati yang suci dengan tidak berpikir negatif tentang orang lain, menghargai prestasi sesama rekan sekerja, mendukung orang lain untuk maju. Ketika kita disakiti, kita melepaskan pengampunan. Ketika ada kesempatan untuk berbuat salah dan melakukan hal yang menguntungkan diri sendiri, kita tidak melakukannya.

Saudara, mari kita mulai hari ini dengan bertekad untuk menjaga hati kita. Singkirkan semua ‘polusi’ hati (kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian, dan sebagainya). Maka kita akan melihat Allah dan karya-Nya nyata dalam hidup kita. Dengan demikian kita menjadi orang yang berbahagia dan diberkati Tuhan.

Anda diberkati dengan renungan ini? Mari bagikan kepada orang lain, agar mereka juga mendapat berkat.

Renungan ini ditulis oleh Dwi Agus Santoso.

Exit mobile version