Matius 6: 14
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 112; Lukas 24; Hakim-Hakim 11-12
Itu adalah hari-hari tergelap dalam hidup-Nya dan Dia sendirian. Orang-orang yang sudah menghabiskan tiga tahun terakhir dengan Dia malah meninggalkan Dia ketika masa-masa sulit datang.
Pasukan bersenjata lengkap, yang dikirim oleh imam kepala dan ahli Taurat, menangkap Yesus setelah Dia berdoa sepanjang malam, mempersiapkan pertempuran antara hidup dan mati.
Murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air; memberi makan ribuan orang (laki-laki, perempuan dan anak-anak); menyembuhkan orang sakit dan menyembuhkan orang buta. Mereka bahkan melihat Dia membangkitkan orang mati. Tetapi tetap saja, mereka meninggalkan Dia.
“Lalu Yesus berkata kepada mereka: “Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.” (Markus 14: 27)
Pernahkah Anda berada di tengah masa sulit atau penuh kegelapan ketika Anda merasa sendirian? Apakah Anda merasa seolah-olah semua orang yang Anda kenal meninggalkan Anda? Entah Anda sedang menghadapi masalah keluarga atau pernikahan, Anda sendiri tidak tahu bagaimana cara menghadapinya dan bahkan tak seorangpun yang bisa memberikan solusi untuk Anda. Perbedaan keyakinan bisa menyebabkan konflik hubungan dan akhirnya kita merasa kecewa dan terisolasi.
Bertahun-tahun yang lalu, saya dan suami berteman dengan empat pasangan lain. Kami menghadiri gereja bersama-sama, makan malam di satu rumah, berbagi kehidupan, beribadah dan belajar firman Tuhan bersama. Saya mengasihi orang-orang ini seperti saudara kandung saya sendiri.
Saat itu, saya sedang siap-siap untuk mengajar Alkitab untuk kelas kami. Hingga suatu kali, saat sedang berdoa Tuhan memperingatkan suami saya bahwa pelajaran Alkitab ini tidak akan menyenangkan. Kami lalu berdoa dan meminta teman-teman kami untuk berdoa bersama. Di tengah-tengah proses mengajar, sesuatu terjadi. Sepasang suami istri memilih keluar. Mereka menjauh dari Tuhan. Tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan, hingga kami terpisah. Karena saya ingin memperbaikinya, saya meminta nasehat dari pendeta saya. Tetapi teman-teman saya malah menganggap saya sebagai pengkhianat.
Teman-teman kami ini memperlakukan saya dan suami saya seolah-olah kami sama sekali tidak ada. Sangat mengerikan! Teman baik kami bukan saja hanya memilih yang meninggalkan gereja dan Tuhan, tetapi saudara-saudara kami yang lain mengucilkan kami karena kami mencari bantuan dari luar kelompok.
Saya sangat sedih karena saya harus mengajar pelajaran Alkitab tanpa kehadiran mereka. Keluarga saya duduk sendirian selama kebaktian di hari Minggu sementara tiga pasangan lain duduk secara terpisah.
Namun di tengah kondisi ini, Tuhan tidak meninggalkan saya. Malahan Dia hadir begitu dekat. Saya mengalami hubungan yang lebih intim dengan-Nya daripada yang sebelum-sebelumnya. Tuhan menyembuhkan luka saya dan saya mengampuni teman-teman saya. Kami tidak lagi bertemu satu sama lain, tetapi saya tidak mencoba untuk memberitahu mereka tentang apapun yang sebenarnya saya lakukan.
Tuhan Yesus juga mengampuni murid-murid-Nya. Dia memulihkan mereka. Dia tidak pernah meninggalkan mereka atau mengabaikan mereka. Malahan Dia memakai mereka dengan dahsyat untuk pekerjaan-Nya.
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga.” (Matius 6: 14)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kita semua punya hutang yang harus kita bayar. Jika kita mengampuni orang yang bersalah kepada kita, Bapa yang disurga juga akan mengampuni kita. Jika kita tidak mengampuni orang lain, Bapa yang disurga juga tidak akan mengampuni dosa kita.
Maukah Anda mengampuni mereka yang sudah meninggalkan atau mengkhianati Anda? Tuhan tahu rasa sakit Anda dan Dia bisa menyembuhkannya. Dia bisa membebaskan Anda dari beban itu. Karena Dia datang untuk menyembuhkan orang-orang yang patah hati (Mazmur 147: 3).
Hak cipta Stephania Pavlantos, diambil dari renungan harian CBN