Renungan Kristen tentang keluarga bahagia. Pada kesempatan sebelumnya kami telah membagikan sejumlah kumpulan renungan kristen tentang keluarga. Namun fokus pada pembahasannya adalah renungan mengenai makna keluarga dan fungsi keluarga dalam agama Kristen.
Nah pada kesempatan ini kami ingin membagikan kumpulan renugnan harian kembali, yaitu mengenai keluarga yang bahagia. Sebagaimana kita tahu bahwa keluarga merupakan persekutan paling kecil dalam masyarakat namun memiliki peran begitu besar dalam kehidupan seorang percaya.
Keluarga adalah tempat pertama kali seorang manusia mengenal Tuhan. Keluarga juga menjadi tempat orang-orang berkembang secara Kristen. Dan keluarga bahagia adalah keluarga yang diberkati Tuhan, karena penuh dengan sukacita
Nah pada kesempatan ini kami ingin membagikan beberapa kumpulan renungan rohani Kristen tentang keluarga yang bahagia, bersukacita, senang, dan gembira karena terus dipenuhi oleh penyertaan dari Tuhan Yesus Kristus.
Keluarga Takut akan Tuhan
“Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya;” Mazmur 127:1.
Banyak orang berprinsip kebahagiaan keluarga akan terwujud bila memiliki uang dan harta kekayaan berlimpah. Benarkah demikian? Sesungguhnya apalah artinya berlimpah materi bila kita sendiri tak menikmatinya? Bukankah ada banyak orang kaya di dunia yang justru hidupnya tak bahagia?
Namun jika kita senantiasa mengandalkan Tuhan dan memiliki rasa takut akan Dia, selain mengalami berkat secara jasmani, kita juga akan menikmati berkat rohani yaitu kebahagiaan, ketentraman, ketenangan, sukacita, perlindungan, dan damai sejahtera.
Maka dari itu, tempatkan Tuhan Yesus sebagai yang terutama dalam keluaraga. Maka Dia akan memimpin dan memberkati apapun yang kita kerjakan. Berkat yang disediakan Tuhan bagi keluarga yang takut akan Tuhan ada banyak.
“Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” (Mazmur 128:2).
Kita dapat menikmati hasil dari setiap jerih payah kita. Jerih payah tangan berbicara tentang pekerjaan, studi, usaha, bisnis, dan sebagainya. Banyak orang membanting tulang siang malam tanpa kenal lelah tak dapat menikmati hasil jerih payahnya karena tak melibatkan Tuhan.
“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).
Orang yang takut akan Tuhan tak hidup bergantung dari apa yang diberikan dunia, melainkan dari apa yang disediakan Tuhan.
“Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” (Amsal 10:22).
Orang yang takut akan Tuhan akan mengerjakan segala sesuatu dengan segenap hati seperti untuk Tuhan, bukan untuk manusia dan dari situ Tuhan akan menyediakan berkat-Nya sebagai upah.
“Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” 1 Korintus 2:9.
Kunci Kebahagiaan Keluarga
“Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” Mazmur 128:1.
Semua orang berharap memiliki keluarga yang bahagia. Namun untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan, yaitu kekuatan pondasi keluarga. Sebab pondasi menentukan seberapa kokoh suatu bangunan menghadapi goncangan dan badai.
Pondasi yang kuat abgi kehidupan rumah tangga atau keluaraga adalah takut akan Tuhan. Takut berarti hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Bila kita sudah membangun pondasi yang kuat, dengan hati yang takut akan Tuhan, maka berkat akan dicurahkan dalam kehidupan keluarga.
“…engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!” (ayat 2).
Kaliamat hasil jerih payah tanganmu bicara mengenai pekerjaan, usaha, bisnis, dan segala yang kita kerjakan. Termasuk pelayanan yang akan dijadikan Tuhan berhasil serta beruntung. Takut akan Tuhan berbicara mengenai ketaatan, di mana setiap ketaatan selalu mendatangkan upah atau berkat dari tuhan.
Berkat inilah yang akan dinikamti setiap anggota keluarga bahkan sampai keturunan selanjutnya. Adalah sia-sia bila kita membangun rumah tangga jika tidak melibatkan Tuhan dan memiliki hati yang takut akan Dia.
“Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah–sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.” (Mazmur 127:2).
“Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.” (Hagai 1:9).
Maka dari itu jangan karena terlalu sibuk mengejar materi duniawi, kita mengesampingkan perkara rohani, lupa membangun mezbah doa, dan lupa mengembalikan persepuluhan yang pada akhirnya menghalangi berkat kita sendiri.
Intinya, kunci kebahagiaan keluarga tidak diperoleh dari apa yang ada di dunia ini, melainkan hanya bisa diperoleh ketika kita memiliki hati yang takut akan Tuhan.