Dalam kehidupan sehari-hari, kita tak jarang dihadapkan pada konflik, perbedaan, bahkan permusuhan. Baik itu dalam keluarga, lingkungan kerja, pertemanan, maupun di dalam jemaat, perselisihan bisa muncul kapan saja. Namun sebagai orang percaya, Tuhan memanggil kita untuk menjadi pembawa damai dan mengakhiri permusuhan.
Firman Tuhan Mengajarkan Hidup dalam Damai
Alkitab dengan tegas mengajarkan bahwa Tuhan menginginkan umat-Nya hidup dalam kasih dan perdamaian. Dalam Roma 12:18, tertulis:
“Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.”
Ayat ini menjadi pengingat bahwa kita memiliki tanggung jawab pribadi untuk menjaga hubungan baik dengan sesama. Meskipun tidak semua orang akan merespons dengan positif, Tuhan tetap memanggil kita untuk memulai langkah perdamaian terlebih dahulu.
Mengapa Kita Harus Mengakhiri Permusuhan?
-
Permusuhan Menghalangi Doa dan Berkat Tuhan
Hati yang dipenuhi kebencian, dendam, dan amarah akan menjadi penghalang bagi hubungan kita dengan Tuhan. Kita tidak bisa mengasihi Allah dengan sungguh jika kita membenci sesama. -
Yesus Memberi Teladan Pengampunan
Di kayu salib, Yesus berkata, “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34). Jika Yesus saja sanggup mengampuni mereka yang menyakiti-Nya, mengapa kita tidak? -
Hidup Damai Membawa Kesehatan Jiwa dan Raga
Orang yang memelihara damai dalam hatinya cenderung lebih tenang, bahagia, dan sehat secara emosional maupun fisik.
Langkah-Langkah Mengakhiri Permusuhan
-
Doakan orang yang berselisih dengan kita
Mendoakan orang yang menyakiti kita akan melunakkan hati dan membuka jalan rekonsiliasi. -
Mulai dengan hati yang rendah dan terbuka
Minta maaf lebih dulu, meskipun kita merasa tidak sepenuhnya salah, adalah bentuk ketaatan dan kerendahan hati. -
Hindari membalas kejahatan dengan kejahatan
Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Tindakan ini akan menjadi kesaksian iman yang kuat bagi orang lain. -
Bersandar pada kasih Kristus
Kasih Kristus memampukan kita melakukan hal yang sulit, termasuk memaafkan dan mengampuni.
Penutup Renungan: Jadilah Pembawa Damai
Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil bukan untuk mempertahankan ego, tetapi untuk menjadi terang dan garam dunia. Dunia sudah cukup penuh dengan kebencian dan perpecahan. Melalui hidup kita yang dipenuhi kasih dan kerendahan hati, Tuhan bisa memakai kita untuk memperdamaikan banyak hubungan yang rusak.
Jika hari ini kamu masih menyimpan luka, marah, atau benci kepada seseorang, ambillah waktu untuk berdoa dan biarkan kasih Kristus memulihkan hatimu. Akhiri permusuhan, karena damai yang sejati hanya dapat ditemukan dalam kasih Tuhan.
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.“
– Matius 5:9
Mari kita hidup sebagai anak-anak Allah yang mencintai perdamaian dan mempraktikkan kasih setiap hari.