Site icon KEBAKTIAN

Renungan Kristen: Mencintai Perempuan Lain dalam Terang Firman Tuhan

Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan cinta adalah anugerah indah yang diberikan Tuhan kepada manusia. Namun, ketika cinta itu datang kepada perempuan lain yang bukan pasangan sah—baik dia istri orang lain, atau cinta itu hadir di luar pernikahan yang kudus—maka kita perlu berhenti sejenak dan merenung di bawah terang Firman Tuhan. Cinta tidak selalu berarti benar. Tidak semua yang terasa baik di hati, sesuai dengan kehendak Allah.


Cinta Menurut Pandangan Alkitab

Firman Tuhan dengan jelas menekankan bahwa cinta sejati selalu berada dalam kebenaran dan kekudusan. Dalam 1 Korintus 13:4-6, tertulis:

“Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri; ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi bersukacita karena kebenaran.”

Jika cinta yang kita rasakan justru membawa pada perselingkuhan, perzinahan, atau merusak relasi yang sudah dibangun dalam Tuhan, maka cinta itu bukan berasal dari kasih sejati yang dimaksud Alkitab. Kasih sejati tidak akan menjerumuskan; kasih sejati membawa damai, bukan kehancuran.


Godaan Hati dan Keinginan Daging

Yesus sendiri berkata dalam Matius 5:28:

“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya.”

Ayat ini mengajarkan bahwa dosa bukan hanya terjadi dalam tindakan, tetapi juga dimulai dari hati dan pikiran. Cinta yang terlarang kepada perempuan lain bisa menjadi pintu masuk dosa yang perlahan tapi pasti menghancurkan relasi dengan Allah, keluarga, dan diri sendiri.


Menguji Cinta dengan Kebenaran

Sebagai umat percaya, kita dipanggil untuk menguji setiap perasaan, termasuk cinta, dengan kebenaran Firman. Apakah cinta ini membangun atau merusak? Apakah cinta ini membawa damai atau menciptakan luka? Apakah cinta ini membuat saya lebih dekat kepada Tuhan, atau menjauh dari hadirat-Nya?

Roma 12:2 mengingatkan:
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada-Nya dan yang sempurna.”


Langkah Bijak dalam Menghadapi Cinta yang Salah

  1. Jujur pada diri sendiri dan Tuhan. Akui perasaan yang ada, dan bawa dalam doa tanpa menyembunyikan apa pun.

  2. Berlari dari godaan. Jangan beri ruang untuk cinta yang bisa merusak. Hindari situasi yang membuka peluang ke arah yang salah.

  3. Cari pertolongan rohani. Berbicaralah dengan pembimbing rohani, pendeta, atau konselor Kristen yang dapat membimbing dalam hikmat.

  4. Fokus pada identitas dalam Kristus. Ingat bahwa kita adalah anak-anak Allah yang dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, bukan mengikuti keinginan daging.

  5. Bangun kasih yang murni. Salurkan kasih pada hal yang benar—melayani, mengasihi keluarga, dan mendukung sesama secara tulus dan tanpa niat tersembunyi.


Penutup: Cinta Harus Dipimpin oleh Kebenaran

Mencintai tidak salah. Tetapi mencintai di luar jalur kebenaran adalah penyimpangan dari maksud Tuhan yang suci. Tuhan tidak melarang cinta, tetapi Dia memanggil kita untuk mengasihi dengan cara yang benar, dalam terang kasih Kristus.

Jika kamu sedang bergumul dengan perasaan mencintai perempuan lain, jangan hadapi sendiri. Tuhan mengerti pergumulanmu, dan Dia sanggup memulihkan arah hati yang tersesat. Datanglah kepada-Nya, dan izinkan kasih-Nya menuntun kembali kepada kasih yang kudus dan mulia.

“Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” – Amsal 4:23

Exit mobile version