Menjadi Anggota PGI: 25 Mei 1950
Berdiri: 31 Oktober 1947
Telepon: (0380) 832.943; 826.927 | Fax: (0380) 831.182, 832.943
e-Mail: [email protected]; [email protected]
website:
Profil Singkat
Cikal-bakal GMIT bermula dari kedatangan Ds.Mattheus van den Broek pada tahun 1614 sebagai pelayan rohani pegawai-pegawai VOC di Kupang. Tetapi tidak lama kemudian pendeta ini pulang ke Belanda. Lalu, setelah kurang lebih 50 tahun, pada tahun 1670 datang Ds.Key Sero Kind, dan kemudian digantikan oleh Ds.A.Corpius tahun 1687 yang bekerja hanya setahun karena meninggal dunia. Demikianlah jemaat di Kupang tidak mendapat pelayanan yang sungguh-sungguh.Untuk melayani jemaat diangkat oleh seorang Kupang bernama Paulus. Kemajuan berarti terjadi pada abad ke-18, seiring dengan didirikannya benteng VOC di Kupang pada tahun 1701. VOC juga mendatangkan pendeta-pendeta ke P.Timor. Sejak itu berdirilah gereja dan sekolah-sekolah di Kupang. Pekabaran Injil pun mulai digiatkan ke beberapa pulau sekitar, seperti: Rote dan Sabu. Setelah VOC bubar, pekabaran Injil diambil-alih oleh lembaga Zending NZG (Nederlansche Zendeling Genootschap). Maka sejak 1817-1942 gereja di Timor menjadi bagian dari Indische Kerk. Pada masa inilah terjadi kemajuan pekabaran Injil yang pesat sampai ke pedalaman Timor dan sekitarnya. Alkitab dan nyanyian-nyanyian juga diterjemahkan para misionaris ke bahasa-bahasa setempat.Ketika para Zendeling ditawan oleh Jepang, kepemimpinan diambil-alih putra-putra Kupang dengan membentuk Badan Gereja Timor Selatan. Sebenarnya, gagasan pembentukan GMIT telah dimulai tahun 1933 untuk maksud memandirikan. Namun gagasan ini baru terealisasi pada 31 Oktober 1947, yang waktu itu terdiri dari 6 klasis dan dipimpin oleh Ds.Durkstra.GMIT adalah salah satu gereja yang tergabung dalam Gereja Protestan di Indonesia (GPI). Pada tahun 1948, gereja ini tergabung dalam World Christian Conference (WCC). Setelah tergabung dalam WCC, gereja ini juga tergabung dalam Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI), yang sekarang disebut Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) pada 25 Mei 1950. Gereja ini memiliki 6 klasis, yaitu Klasis Kupang, yang meliputi Kupang dan Amarasi; Klasis Camplong, yang meliputi Fatule’u dan Amfoang; Klasis SoE, yang meliputi Amanuban, Amanatum, Mollo, Timor Tengah Utara, dan Belu; Klasis Alor atau Pantar, yang meliputi Alor; Klasis Rote, yang meliputi Rote; dan Klasis Sabu, yang meliputi Sabu.
Alkitab, pada masa awal berdirinya gereja ini, belum tersedia. Karenanya Pdt. J. Huandao dan M.R. Pello menerjemahkan Alkitab dari bahasa Melayu ke dalam bahasa Timor. Mereka menggunakan kata uis neno mnanu, yang berarti ‘tuan langit yang tinggi’, sebagai kata penunjuk “Tuhan”.
Komentar