oleh

Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII)

Menjadi Anggota PGI:26 Januari 2007
Berdiri: 10 Februari 1928
Telepon: (021) 319.02510 | Fax: (021) 314.2148
e-Mail:  [email protected][email protected]
website: http://www.kemah-injil.org

 

Profil Singkat

GKII adalah suatu kelompok Gereja Kristen Protestan di Indonesia yang bermula dari Sulawesi Selatan. Awal mula berdirinya gereja ini tidak lepas dari sosok Dr. Robert Alexander Jaffray dan A.B. Simpson. Mereka berdua keturunan Skotlandia, berkebangsaan Kanada, lahir dan dibesarkan dalam keluarga Kristen, anggota Gereja Presbiterian. Keduanya sama-sama mendapat penglihatan khusus mengenai dunia, orang-orang yang belum percaya Yesus, dan bertindak berdasrkan penglihatan mereka itu sehingga melalui pelayanan mereka, di kemudian hari beribu-ribu orang bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamatnya.Ketika masih muda, R.A. Jaffray pernah mendengar Simpson berkhotbah, dan saat itu juga Jaffray menyerahkan dirinya untuk siap pergi, melayani di luar negeri sebagai misionaris (utusan Injil). Kemudian Jaffray masuk Sekolah Alkitab Simpson. Setelah tamat serta mendapat pengalaman menggembalakan jemaat, Jaffray memutuskan memulai pelayanannya sebagai misionaris (utusan Injil).Surat Kabar GLOBE di Toronto, Kanada melaporkan upacara pelantikan dan pentahbisan yang diadakan 20 januari 1896: “Dr. Albert Benamin Simpson dari New York telah mengambil bagian dalam kebaktian pentahbisan dan pelantikan Robert Alexander Jaffray. Ia yang memimpin doa utusan Injil yang akan pergi ke negeri Tiongkok. Suasana hikmat meliputi Bethel Chapel, Toronto ketika tujuh orang Badan Pengurus Jemaat itu menumpangkan tangan ke atas kepala duta Allah yang masih muda ini. Dengan kesungguhan hati Simpson menyerahkan Jaffray kepada Allah untuk pelayanan suci sebagai pendeta yang akan menggembalakan umatNya. Tidak sedikit di antara orang-orang yang hadir itu mengaminkan permohonan doa Simpson atas Jaffray, agar Tuhan memakai Jaffray bukan hanya untuk memenangkan pribadi-pribadi, tetapi juga bangsa-bangsa bagi Kristus”.Allah menjawab doa yang disampaikan A.B. Simpson, pendiri C&MA ini melalui pelayanan yang dilaksanakan Robert Alexander Jaffray dikemudian hari. Sejak dilantik menjadi utusan Injil tahun 1896, R.A. Jaffray melayani di Tiongkok Selatan selama selama kurang lebih 32 tahun; Jaffray mendirikan Chinnese Foreign Mission Union (CFMU); berhasil mendirikan gereja; membangun sekolah Alkitab yang berpusat di Wuchouw dan membangun lembaga penerbitan khususnya untuk komunitas yang berbahasa Kanton (Cantonese). R.A. Jaffray mulai perjalanannya ke Indonesia (kepulauan Hindia Belanda) dan menjejakan kakinya di Borneo (Kalimantan) pada 10 Februari 1928. Inilah perjalanan pertama Jaffray ke Indonesia untuk mengadakan survei sekaligus memberitakan Injil.Setelah kembali ke Tiongkok Selatan, Jaffray mewujudkan kerinduannya akan pelayanan dan tuaian yang sangat besar di Indonesia. terutama pelayanan yang diawalinya di Kalimantan, kota Samarinda dan balikpapan. Sambil menunggu kedatangan para utusan C&MA yang sedang disiapkan di Amerika dan Kanada, maka pada bulan Februari 1929, Jaffray membawa dua hamba Tuhan yang diutus CFMU, suatu organisasi penginjilan yang didirikan Jaffray di Tiongkok Selatan, Yason S. Linn dan Paul R. Lenn. Mereka tamatan Wuchow Bible School, untuk membantu pelayanan yang dimulainya di kalangan orang Tionghoa di Kalimantan Timur dan kota Makassar, Sulawesi Selatan.Juni 1929, Jaffray pergi ke Saigon, Vietnam menyambut kedatangan rombongan pertama utusan C7MA yang dikirim dari Amerika dan Kanada ke Indonesia. Pada 29 Juni 1929, rombongan yang terdiri dari george dan Anna Fisk, Wesley dan Ruby brill serta David Clench tiba di Surabaya, Jawa Timur. Tak seorang pun yang menduga kelak betapa luasnya pekerjaan Tuhan yang dimulai C&MA di Indonesia.

Setibanya di Surabaya, Jaffray yang fasih berbahasa mandarin ini langsung mengadakan kontak dengan orang-orang Tionghoa. Keesokan harinya mereka mendapat kesempatan melayani dalam kebaktian penginjilan di salah satu gereja Tionghoa (kemungkinan besar gereja inilah yang mendesak Jaffray untuk meminta agar dikirim seorang utusan Injil. Penginjil T.H. Loh, lulusan Sekolah Alkitab Wuchow dikirim dan menjadi CFM/C&MA pertama ke Pulau Jawa menggembalakan jemaat Kanton di Surabaya itu). Menurut catatan Jaffray, waktu kebaktian penginjilan dilaksanakan, ada enam pria yang menyerahkan diri untuk didoakan. Itulah buah sulung dari suatu panen besar yang nantinya akan dituai di beberapa tempat di Indonesia.

Tanggal 1 Juli 1929, Jaffray dan rombongan dari C&MA berangkat ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan kendaraan darat. Tanggal 4 Juli 1929, Jaffray mengunjungi pejabat pemerintahan Belanda di Jakarta. Jaffray menulis hasil kunjungannya sebagai berikut: “Wawancara kami dengan Konsul Zending (Kepala Dewan Pengutusan Injil) berjalan dengan lacnar. Kami mengajukan permohonan agar diberi izin melayani di Kalimantan dan Lombok (NTB). Kami sungguh mengucap syukur kepada Allah atas kerjasama yang baik dari Pemerintah belanda. Seandainya mereka tidak mau memberi izin, secara manusia kami tidak dapat berbuat apa-apa di Indonesia”.

Sekembalinya ke Surabaya, para utusan Injil C&MA berpisah untuk memulai pelayanan masing-masing. Tanggal 19 Juli 1929, David Clench berangkat ke Balikpapan, Kalimantan Timur; keluarga Wesley Brill ke Lombok, NTB dan keluarga George Fish ke Tarakan, kalimantan Timur. Sedangkan Jaffray sendiri kembali ke Tiongkok Selatan.

Jaffray menyadari pelayanan C&MA di Indonesia tidak dapat berkembang hanya dengan diawasi dari jauh. Karena itu, Jaffray memutuskan untuk menetap di Indonesia. Keputusan ini, pada awalnya tidak mendapat dukungan dari C&MA. Pasalnya, C&MA yang berpusat di Amerika Serikat pada waktu itu sedang mengalami krisis finansial atau yang dikenal dengan Great Depression. Mereka hanya merestui pembukaan pelayanan di Indonesia, namun tidak menjanjikan dukungan apapun.  Visi Jaffray untuk Indonesia sudah bulat, menjangkau Indonesia melalui Penginjilan, Pendidikan dan Penerbitan.

Untuk menetapkan pusat pelayanan yang tepat, Jaffray segera mempelahari peta. Ia melihat kota pelabuhan Makassar sangat strategis secara geografis. Jaffray membayangkan kota itu seperti sebuah poros roda yang jari-jarinya kelak memancarkan terang Injil ke seluruh pelosok Nusantara atau tanah air Indonesia. Akhirnya, September 1930, Jaffray pindah ke Makassar dan menetap di Makassar sebagai pusat “C&MA” atau “Kemah Injil” pertama. Kantornya di rumah kediaman Jaffray sendiri, di jalan Daeng Tompo No 8. Di tempat inilah Jaffray meletakkan fondasi dan mengembangkan “sayap Injil”, ke seluruh Indonesia, dari Sabang di Sumatera sebelah barat sampai ke Marauke di Irian Jaya (Papua) sebelah timur.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *