Menjadi Anggota PGI: 29 Oktober 1967
Berdiri: 29 Maret 1923
Telepon: (021) 315.1984 | Fax: (021) 315.1984
e-Mail: [email protected]
website :
Profil Singkat
Meniti sejarah Gereja Gerakan Pentakosta (Pinkster Beweging) masuk ke Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan tokoh pendirinya, yakni Rev Johannes Gerhard Thiessen, yang dilahirkan di Kitchkas, Ukraina, 22 November 1869. Tamatan Seminary Theologia St. Chrischona di Switserland, dan Tamatan Sekolah Kedokteran di Roterdam, yang me-nikah dengan Anna Maria Vink, mengawali pelayananya, sebagai Utusan Injil di Pulau Sumatera pada Tahun 1901.Rev Johanes Thiessen bersama isterinya meninggalkan negeri Belanda, dan diutus oleh Doopgzinke Kerk sebagai guru injil ke daerah Sumatera Utara untuk bekerja melayani suku Batak. Dapat dikatakan bahwa pada mulanya Rev Johannes Thiessen membawa Injil yang holistik maksudnya sambil menginjil juga membantu pelayanan kesehatan masyarakat disekitarnya. Ia mendirikan Gereja dan juga rumah sakit. Selama melayani di Pekantan, Tuhan mengaruniakan anak tiga orang putra dan tiga orang putri yang semuanya lahir di Sumatera. Bersama keluarganya, papa Thiessen pun kembali ke Negeri Belanda, karena telah selesai menunaikan tugas di Sumatera hingga tahun 1916.Pada waktu itu gerakan Pentakosta yang dimulai di Amerika Serikat melanda benua Eropa. Kebangunan Rohani terjadi di mana-mana dan kuasa Roh kudus dinyatakan dalam setiap kebaktian kebangunan Rohani. Kebangunan Rohani yang diikutinya di Switzerland.Dari Switzerland Thiessen kemudian ke Jerman dan berkenalan dengan pastor Jonathan Paul, perintis Gerakan Pentakosta di Jerman dan juga Br Roelof Polman pelopor Gerakan Pentakosta di Belanda. Setelah mengalami baptisan Roh Kudus, Tuhan memperbaharui visi dan misi Thiessen.Selanjutnya, pada 1921 Thiessen bersama keluarganya meninggalkan Belanda dan kembali ke Indonesia. Mereka tidak kembali di Pulau Sumatera melainkan ke pulau Jawa dengan membawa visi baru dari Tuhan de-ngan predikat Evangelist (penginjil). Beberapa pelopor aliran Pentakosta lainnya bergabung dengan Thiessen antara lain Br John Bernard dari Liverpool, Inggris dan Weenink Van Loon Hoofd On-derwyzer (Kepala Sekolah), mereka dari satu persekutuan yang bernama ‚’’De Bond Voor Evangelistie’’ yang membentuk suatu yayasan” De Zendings Vereeniging”. Yayasan ini mengelola/mengasuh sebuah sekolah Kristen yakni Hollands Chineesche school met de Bijbel, sebagai pimpinan Sekolah ditunjuk Wenink Van Loon.Di samping itu, di Kota Temanggung terdapat pula Yayasan Zwakzinhigenzorg yg disponsori oleh Pa Van Steur. Yayasan tersebut bergerak di bidang penampungan anak-anak terlantar yang mempunyai sebuah Panti Asuhan yang pimpinannya adalah suster M A Van Alt, semua tokoh tersebut ternyata adalah simpatisan GerejaGerakan Pentakosta yang diperkenalkan oleh John Bernard, rekan Thiessen. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Maret 1921 datang pula dua penginjil dari,” Bethel Tempel” dari Seatle Amerika Serikat yakni Pdt C E Grosbeck dan Pdt DR Van Klaveren. Keduanya membawa serta keluarganya. Mereka tiba di pelabuhan Batavia dengan menumpang KM Suwa Maru pada Maret 1921. Namun keduanya langsung menuju ke Denpasar Bali. Sangat disayangkan karena pada waktu itu oleh pemerintah Hindia Belanda menyatakan bahwa Pulau Bali tertutup untuk penginjilan sebab Pulau Bali telah dijadikan sebagai pulau wisata untuk menarik para pelancong dari luar negeri supaya boleh meningkatkan pendapatan keuangan dari pemerintah yang ada. Oleh karena itu kedua pe-nginjil tadi tidak dapat berbuat banyak sekalipun sempat memberitakan injil di pulau dewata ini tapi hasilnya tidak menggembirakan. Dan pada bulan Desember 1922 keduanya berangkat menuju ke Surabaya.
Di Surabaya mereka berpisah, Pdt Van Klaveren menuju Jakarta dan bergabung dengan Gerakan Pentakosta pimpinan Thiessen. Sedangkan Pdt Groesbeck tetap di Surabaya dan giat mangadakan penginjilan (Camp Meetings) dan kebanyakan yang hadir di dalam camp meeting itu adalah pemuda-pamuda berdarah campuran Belanda Indonesia. (Ambon, Minahasa, Timor). Kemudian Pdt Groesbeck bertemu dengan Van Gesel seorang karyawan BPM di Cepu.Dan mereka bersama-sama bergabung pada persekutuan De Bond Voor Evangelisatie yang pada waktu itu kerohaniannya lebih maju daripada orang-orang Kristen lainnya. Ibu moeke Wynen salah seorang yang aktif pada organisasi ini, dan dialah memperkenalkan penginjil dari Seatle USA ini pada organisasi tersebut. De bond Voor Evangelisatie berpusat di Bandung dan pimpinannya antara lain Wenink Van Loon yang waktu itu telah bergabung bersama-sama dengan Pinkster Beweging Pimpinan Papa Thiessen.
Pada 29 Maret 1923 tibalah di Cepu Rev Johannes Thiesen bersama Wenink Van Loon (pimpinan‚ De bond Van Evangelistie dari Bandung dan mengadakan kebaktian. Dan keesokan harinya adalah hari Jumat Agung (Goede Vrijdag). Pada 30 Maret 1923 diumumkan akan diadakan baptisan air di daerah pasar sore. Jumlah yang dibaptis pada waktu itu adalah 13 jiwa yang nama-nama mereka sebagai berikut, Jan Jeckel, Ny Jeckel, tn F G van Gesel Ny van Gesel, Ch C De Vriew, Tn Frists S Lumoindong, Tn Win Vincentie, Ny Vincentie, Tn Agust Kops, Corie Eiderbrink, Anton leterman, Tn Sambow Ignatius Paulus Lumoindong, Ny SIP Lumoindong Vincentie. Mereka dibaptis oleh Pdt Thiessen dan Pdt Groesbeck, dalam kebaktian Kebangunan Ronahi di Cepu. Pada 29-30 Maret 1923 itu terjadi peme-nuhan Roh Kudus pada mereka yang mengikuti Kebaktian dan acara pembaptisan air. Sehingga tanggal 29 Maret 1923 sebagai hari berdirinya Pinkster Beweging oleh Rev Johannes Thiessen.
Thiessen dan Wenink Van Loon kembali ke Bandung dan menersukan pelayanan disana. Sedangkan dari Cepu Api Pentakosta terus menjalar dengan disertai kuasa dan mukjizat-mukjizat ke Surabaya dan hampir seluruh Jawa Timur. Para Pelopor aliran Pentakosta ini membagi wilayah pelayanan mereka. Sedangkan Rev Johannes memilih Kota Bandung sebagai basis pelayanannya. Pada mula pelayanannya di Bandung Papa Thiessen menyewa gedung pangadilan negeri (Landraadzaal) sebagai tempat kebaktian, karena pada malam hari dan minggu tentunya tidak dipergunakan.
Karena makin banyak pengunjung, tempat kebaktian tidak memadai lagi. Timbul hasrat untuk membangun gereja sendiri.Tuhan mengge-rakkan hati Zr Kuilsoonlaan (sekarang jl. Marjuk No. 11) untuk dibangun gedung gereja. Dengan pertolongan Tuhan berdirilah gereja (gedung) Pinkster Beweging yang pertama di Bandung diberi nama BETHEL. Gedung gereja ini dapat menampung + 300 orang. Dan tempat inilah Thiessen kemudian dibantu oleh anak-anaknya mengabarkan injil yang penuh kuasa dan heran. Untuk memenuhi ketentuan dari pemerintah dari Hindia Belanda, maka Thiessen mangajukan permohonan untuk memberitakan injil di daerah Jawa barat pada tanggal 04 April 1923. Permohonan tersebut dikabulkan oleh pemerintah dan dikeluarkan Surat Keputusan No. 28 Tertanggal 04 Juli 1924 dari Gouvernour Generral Butitenzorg. Dengan SK tersebut palayanan papa Thiessen mendapat pengakuan pemerintah dan pelayanannya semakin meluas ke kota-kota lainnya.
Dekade 30 tahun (1923-1953) atau sampai meninggalnya rev. Johannes Thiessen pada 1 Maret 1953,saat usia 83 tahun, Gereja Gerakan Pentakosta sudah menyebar ke beberapa kota di pulau jawa, di Makassar Sulawesi Selatan sampai ke pedalaman tanah Toraja, dan di Minahasa, Sulawesi Utara. Dan dalam dekade 30 tahun berikutnya Gereja Gerakan Pentakosta atau sampai tahun tahun 1980 telah meluas ke pedalaman kalimantan timur dan Barat, serta Sumatera Selatan atau Lampung sampai ke Sumatera Utara dan Sanger Talaud, Sulawesi Utara. Dari tahun 1990 sampai sekarang GGP (Pinkster Beweging) telah meluas ke propinsi Papua dan Nusa Tenggara Barat dan Maluku hingga ke manca negara.
Komentar