Renugan rohani kristen untuk wanita. Perempuan atau wanita adalah makhluk yang istimewa di mata Tuhan. Mereka memang lebih lemah dari laki-laki, namun soal perasaan dan kepekaan, wanita jauh mengungguli mereka.
Setiap wanita akan menjadi ibu yang merupakan orang pertama yang akan dijumpai calon-calon pengikut Kristus. Mereka juga akan menjadi orang paling dekat untuk dijadikan teman curhat ketika para calon pengikut Kristus menjumpai pergumulan.
Tak heran bila ada ibadah khusus kaum ibu yang biasanya dalam rangkaian ibadah tersebut terdapat pembacaan doa syafaat ibadah kaum ibu untuk mendoakan seluruh, ibu, dan perempuan di seluruh dunia, khususnya mereka-mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus.
Sebagai laki-laki, kita pun harus memperhatikan perempuan dan memperlakukannya dengan istimewa. Sebagai wanita, kita juga harus menerima sikap laki-laki yang berbuat baik kepada kita. Membalasnya dengan sopan bila mampu, dan tidak mengabaikannya.
Pada kesempatan ini kami ingin membagikan sejumlah kumpulan renungan harian rohani Kristen air hidup dan saat teduh untuk para wanita di seluruh dunia. Mudah-mudahan renungan ini dapat menyejukkan hati, memberi motivasi, dan menciptakan ketenangan dalam diri. Silahkan disimak.
Iman Seorang Wanita Pendosa
“Pergilah ke pegunungan, supaya pengejar-pengejar itu jangan menemui kamu, dan bersembunyilah di sana tiga hari lamanya, sampai pengejar-pengejar itu pulang; kemudian bolehlah kamu melanjutkan perjalananmu.” Yosua 2:16.
Wanita yang bekerja sebagai ‘kupu-kupu’ malam dipandang rendah di mata orang lain bahkan ada yang mengatakan mereka sebagai ‘sampah’ masyarakat. Semua roang menjauhi, mencibir, mencemooh, bahkan mengucilkannya. Kebanyakan orang begitu mudah menghakimi sesamanya karena merasa diri lebih baik dan benar.
“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” (Matius 7:1). Adakah di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan atau berbuat dosa? Jawabannya tak seorang pun. “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” (Roma 3:23).
Ingatlah Rahab, sekalipun memiliki ‘pekerjaan malam’, namanya tertulis dalam Alkitab sebagai salah satu saksi iman. Hal ini menunjukkan bahwa tuhan membenarkan hidup seseorang bukan karena perbuatan baiknya, melainkan berdasarkan iman dan pertobatannya.
“Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik.” (Ibrani 11:31).
“Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu dan bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas.” (Yosua 2:9-10).
Meskipun Anda berasal dari bangsa kafir dan selama ini hanya mendengar dari kata orang tentang perbuatan-perbuatan besar Tuhan, namun Rahab begitu yakin bahwa Tuhannya bangsa Israel adalaha Tuhan yang berkuasa.
“Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu, sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah.” (Yosua 2:11).
Kegigihan Wanita Kanaan
“Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Matius 15:22.
Dalam perjalanan Kekristenan, kita sering kali berpikiran bahwa Tuhan mengabaikan, melupakan, dan bahkan tak mau menjawab doa-doa yang telah sekian lama kita pajatkan. Kita terus menerus bertanya kepada-Nya.
“Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?” (Mazmur 13:2).
Hal itu akan mengakibatkan banyak yang menyerah di tengah jalan, putus asa, tidak lagi mau bertekun dalam doa. Benaarkah Tuhan tak mempedulikan kita? Benarkah Tuhan menutup telinga-Nya dan tidak mau mendengar doa kita?
Lebih baik kita mempelajari kegigihan seorang wanita Kanaan yang memohon belas kasihan kepada Tuhan Yesus karena anak perempuannya kerasukan setan dan hidup menderita. Dalam masyarakat Yahudi, wanita berada di bawah laki-laki dan dipandang rendah, terlebih wanita ini adalah orang Kanaan yang notabene bukan orang Yahudi, melainkan dipandang sebagi bagian dari bangsa terkutuk, suatu bangsa yang menyembah kepada berhala.
Maka dari itu, orang-orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Kanaan, bahkan mereka seringkali menyebut orang-orang Kanaan dengan sebutan yang tidak pantas. Secara manusia, sesungguhnya wanita Kanaan ini memiliki alasan kuat untuk menjadi kecewa dan putus asa karena ia harus menghadapi tantangan yang tidak mudah, dan peluang untuk mendapatkan pertolongan kecil sekali.
MEski demikian, wanita ini tak menyerah begitu saja. Ia terus berusaha mendekati Tuhan Yesus dan memohon pertolongan-Nya, bahkan Alkitab menyatakan bahwa wanita itu terus berteriak memanggil nama Yesus.
“Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud…” (ayat nas), “…Tuhan, tolonglah aku.” (Matius 15:25).
Hal ini menunjukkan bahwa wanita itu begitu gigih dan tak mengenal kata mneyerah. Ia tetap gigih dan teguh pada pendirian dalam berusaha. Karena ketekunannya, Tuhan Yesus berpaling kepadanya.
Komentar