oleh

1 Petrus 1:2 Kasih Karunia Membantu Saya Untuk Memaafkan dan Melupakan

1 Petrus 1:2 

Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu. 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 115; 1 Korintus 3; Hakim-Hakim 18-19 

Pernahkah Anda merasa sakit hati karena sebuah pengkhianatan, kesendirian karena penolakan? Jika Anda pernah memiliki hati yang terluka, Anda pasti tahu betapa berharganya mengejar kasih karunia.

Baru-baru ini saya bertemu dengan seorang wanita yang berniat memberitahukan saya sebuah kabar gembira, namun ia juga mengetahui bahwa kabar tersebut dapat melukai hati dan mebuat saya merasa kesal. Ketika saya meminta Tuhan untuk menunjukkan kepada saya apa yang dapat dipelajari darinya, Tuhan berbisik kepada saya, “Kasih karunia, Nak. Aku ingin kau belajar kasih karunia.”

Dia mengingatkan saya pada saat Tuhan memberi saya banyak rahmat, ketika manusia sulit untuk memberikan pengampunan dan cinta yang bersumber dari diri sendiri.  Seorang diaken bergabung dalam sebuah kampanye dan mencoba menyingkirkan kami dari gereja, agendanya adalah memilih suami saya sebagai pendeta.

Di kota, kami mengetahui bahwa mereka dikenal sebagai “gereja pemakan pengkhotbah”, karena waktu penyelesaian yang singkat dengan para pendeta. Pada saat itu, Russ berada di sana sebagai pendeta terlama kedua dalam sejarah 50 tahun mereka. Sudah waktunya kami pergi! Tetapi kami baru saja memulai pelayanan kami di sana dan telah merencanakan untuk berada di sana dalam waktu yang cukup panjang.

Seluruh pengalaman itu membuat saya membutuhkan lebih banyak kasih karunia, lebih banyak daripada yang saya miliki sebelumnya. Bukan berarti kasih karunia tidak tersedia bagi saya, sebab Tuhan selalu memberikan kelimpahan kasih karunia untuk keadaan yang diizinkan-Nya terjadi dalam hidup saya.

Dalam rasa sakit saya, saya mengacaukan banyak hal, semuanya sendirian. Tapi ada satu hal yang berhasil saya perbaiki, dan itulah mengapa saya tahu itu adalah urusan Tuhan. Tidak mungkin saya yang manusia biasa ini dapat mengaturnya.

Diaken dan keluarganya memiliki sebuah perusahaan di kota dan memiliki armada kendaraan yang sangat mudah untuk dikenali. Suatu hari, tidak lama setelah kami dikeluarkan dari gereja, kami melewati rumah sakit dan melihat salah satu truk mereka di tempat parkir.

Kecenderungan pertama saya adalah berdoa. Pikiran kedua saya adalah, “Apakah mereka membutuhkan seseorang untuk memegang tangan mereka? Kepada siapa mereka meminta bantuan medis ketika mereka berada di antara pendeta?” Saya menyuarakan keprihatinan saya, dan Russ menjelaskan truk itu ada di sana karena perusahaan tersebut dikontrak untuk melakukan pekerjaan di rumah sakit, bukan karena keadaan darurat atau masalah kesehatan.

Wah! Saya merasa sangat lega. Seperti itulah kasih karunia dalam situasi sehari-hari. Saya masih benar-benar merasakan prihatin dengan mereka, saya juga tetap mengasihi mereka terlepas dari apa yang telah mereka lakukan pada saya. Saya berdoa untuk mereka dan masih mau memperdulikan mereka. Saya merasakan anugerah Tuhan benar-benar bekerja pada kesempatan itu.

Kejadian itu seperti transaksi hati yang indah. Ibarat Tuhan telah menyetorkan kasih karunia yang saya butuhkan ke rekening giro rohani saya. Saya tidak lagi merasa bahwa kasih karunia saya itu sudah habis. Ada limpahan kasih karunia, lebih dari cukup untuk situasi yang saya hadapi ini.

1 Petrus 1:2, “Yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu.” 

 

Hak Cipta © 2015 oleh Kathy Carlton Willis. Digunakan dengan izin. 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *