oleh

Efesus 4:25 Menjaga Diri Agar Tidak Menghidupi Kebohongan

Efesus 4:25

Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.

 

Bacaan setahun : Mazmur 96; Lukas 17; Daniel 11-12

Dengan perkembangan teknologi yang ada saat ini, sangat mudah bagi seseorang untuk mejatuhkan lawannya. Semua kata-kata yang sama sekali tidak benar bisa disampaikan hanya dengan telunjuk dan ibu jari lewat mengetikkan suatu informasi melalui gadget ditangan.

Buntut dari masalah penyebaran informasi yang sama sekali tidak benar atau hoax seringkali berakhir secara hukum. Dimana pihak yang merasa dirugikan memilih untuk melaporkan masalahnya kepada pihak kepolisian.

Di Alkitab kebohongan atau dusta dianggap sesuatu yang serius bagi Tuhan. Lewat kebohongan akan muncul kebohongan lain yang makin besar, ini bertujuan menutupi kebohongan diawal. Kisah kematian pasangan suami istri, Ananias dan Safira di depan kaki Petrus dengan jelas menerangkan bahwa dosa yang terus menerus dilakukan akan berujung kematian dan tentu saja mendukakan hati Tuhan. Kata Petrus: “Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar.” (Kisah Para Rasul 5:9)

Saat kita lahir baru dan hidup dalam Kristus, maka secara otomatis Roh kudus menjadi alarm saat kita “sedikit saja melenceng”. Roh kudus pun akan semakin kuat mengingatkan saat kita mencoba mengabaikannya. Klimaksnya tidak adanya damai sejahtera dan sukacita dalam hidup kita, sehingga kita tidak akan bisa melakukan segala hal secara maksimal.

Jika hari ini kita mengaku sebagai anak Allah, maka belajar dan berusahalah untuk bisa terus mengatakan hal yang benar di atas ketidakbenaran. Jangan biarkan kebiasaan berdusta menjadi bagian hidup kita. Karena setiap perkataan benar akan berakhir dengan kejujuran, dan kejujuran merupakan salah satu karakter dari orang percaya.

Lewat karakter orang percaya sesungguhnya, akan nampak kemuliaan Kristus ada dalam hidup kita. Hingga akhirnya dimanapun kita berada, banyak jiwa bisa dimenangkan melalui kesaksian hidup kita secara pribadi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *