Efesus 4:29 (TB)
Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.
Bacaan setahun : Mazmur 98; 2 Tawarikh 36:9-10; Yehezkiel 1
Lidah merupakan bagian kecil dari tubuh manusia. Lidah dapat melakukan perkara-perkara yang besar. Lewat perkataan kita, kita bisa membangun tapi bisa melemahkan iman sesama kita.
Yakobus 3: 9 bahkan mengatakan dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah. Tidak mungkin satu mata air mengeluarkan dua rasa, jika hidup kita benar-benar menjadikan Kristus sumber kehidupan, maka ia akan senantiasa memberikan kita hikmat agar perkataan kita menjadi berkat.
Perkataan kotor bukan hanya perkataan jahat yang keluar dari mulut kita, tetapi juga kata-kata biasa tetapi tidak sengaja melemahkan iman sesama kita. Ketika orang lain bercerita tentang keadaannya seputar hubungannya dengan pasangan, orangtua, sahabat, kadang secara reflek kita menanggapi dengan, “Mengapa suami/istrimu tidak memperlakukanmu seperti ini padahal dia suami/istrimu?”, “Mengapa anak-anakmu berlaku seperti itu padahal kamu orangtuanya?”, “Mengapa mertuamu lakukan itu padamu padahal engkau sudah berlaku baik?”
Memang kesannya sepele, tapi secara sadar atau tidak sebenarnya perkataan ini bisa melemahkan orang lain. Kita seakan menggiring mereka memiliki mental korban dan akhirnya mereka akan mengasihani dirinya sendiri.
Pakailah kata-kata untuk membangun sesama, menjadikannya kuat dan memandang bahwa segala sesuatu dapat dia lakukan bersama dengan Tuhan. Sekalipun ia kecewa, tapi ia tetap bisa menjaga hati dan imannya sehingga akhirnya ia benar-benar beroleh kasih karunia yang sudah Tuhan persiapkan untuk hidupnya.
Mari kita bersama-sama bisa mengekang perkataan kita yang sia-sia, tidak sembarangan dalam berkata-kata, karena alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! (Amsal 15:23)
Komentar