Menjadi Anggota PGI: 29 Oktober 1967
Berdiri: 27 Januari 1966
Telepon: (0461) 21436 | Fax: (0461) 22218
e-Mail:
website:
Profil Singkat
Tahun 1912, Indische Kerk mengutus penginjil Ds. J. Kelling (yang waktu itu berdiam di Makassar) untuk menyebarkan Injil di daerah Banggai di Distrik Lamala. Pada waktu itu di daerah Luwuk Banggai baru ada dua agama, agama suku Pilogot, dan agama Islam. Usai melewati proses waktu dan menempuh berbagai upaya pemberitaan Injil, tanggal 21 Januari 1913 diadakanlah baptisan massal pertama di desa Mantok-Lamala, kemudian pembaptisan berikut berlanjut di desa Molino dan sesudah itu Ds. J. Kelling kembali ke Makassar.Selanjutnya Indische Kerk menugaskan Ds Tumbelaka dan seorang pembantunya melaksanakan pelayanan dan pembinaan bagi jemaat-jemaat di Kabupaten Banggai. Sekolah-sekolah Kristen pun mulai dibangun dan guru-guru agama cukup mengambil peran dalam menanamkan pengajaran tentang Injil. Memang tidak dapat disangkal, mengawali tugas pemberitaan dan pelayanan bagi orang-orang yang belum ataupun yang sudah menerima baptisan ada banyak faktor yang menyulitkan, antara lain terbatasnya tenaga penginjil, penyesuaian dengan bahasa penduduk setempat, jauhnya jangkauan dari badan yang mengutus tenaga penginjil dengan daerah yang menjadi objek penginjilan.Namun seiring dengan perjalanan waktu, beberapa dari orang-orang pribumi yang sudah menerima Injil diutus mengikuti pendidikan di sekolah penginjilan baik di GKST maupun di GMIM. Mereka yang pada akhirnya membantu meneruskan pelayanan. Pada 1913 jumlah anggota baptis 2.338 jiwa.Ketika GMIM berdiri sendiri, Pimpinan Gereja Protestan (Indische Kerk) di jakarta menyerahkan pelayanan di tanah Banggai kepada GMIM untuk dijadikan daerah pelayanan Pekabran Injil. Itu berlangsung sejak 1935-1947. Berhubung komunikasi sulit dan jarak yang terlalu jauh, pelayanan di tanah Banggai diserahkan GMIM kepada Zending Poso (GKST).Pada 1963 majelis Sinode GKST membentuk Sinode GKST Wilayah Luwuk Banggai. Pelayanan dan kehidupan jemaat pun mulai bertambah dan berkembang yang ditandai dengan terbentuknya jemaat-jemaat baru, juga semakin bertambahnya tenaga pelayan. Akhirnya 27 januari 1966 Sinode GKST Wilayah Luwuk banggai ditetapkan sebagai Sinode yang Mandiri dengan nama Gereja Kristen di Luwuk Banggai (GKLB).Seiring perkembangan pelayanan dan semakin bertambahnya jemaat-jemaat GKLB, mengingat luasnya wilayah pelayanan GKLB dan jarak yang harus dijangkau, pada 3 Februari 2000 GKLB dimekarkan lagi di mana jemaat-jemaat yang berada di wilayah pelayanan Banggai Kepulauan telah berdiri sendiri menjadi satu Sinode dengan nama Gereja Protestan Indonesia banggai kepulauan (GPIBK). Dengan demikian wilayah pelayanan GKLB hanya meliputi di daerah “Banggai Daratan”.GKLB berdenominasi Reformeed dan memiliki `120 pendeta, 172 jemaat dan 42.627 anggota jemaat yang dipayungi dengan sistem pemerintahan gereja Presbiterial Sinodal (kepelayanan yang berjalan bersama). Wilayah GKLB adalah di Banggai daratan.
Komentar