Ibrani 11:23
“Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.”
Bacaan setahun : Mazmur 11; Matius 11; Yoel 1-3
Musa adalah pahlawan sekaligus pemimpin bangsa Israel. Dia membawa bangsa tersebut keluar dari perbudakan Mesir dan menuju tanah perjanjian. Namun yang perlu kita ketahui, Musa dapat berbuat demikian juga karena ada keyakinan dan perbuatan iman dari keluarganya sendiri.
Firaun saat itu memerintahkan untuk membunuh semua anak laki-laki bangsa Israel karena ketakutan melihat bangsa tersebut semakin besar dan banyak. Pada Keluaran 1:22 disebutkan – “Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: “Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup.”
Tetapi keluarga dari Musa tidak takut kepada perintah Firaun. Ini tergambar dari Keluaran 2:2 – “lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dilihatnya, bahwa anak itu cantik, disembunyikannya tiga bulan lamanya.”
Jika kita membaca kisah seluruhnya nampak keyakinan iman keluarganya dan tangan perlindungan Tuhan, membuat Musa mengalami fase pembentukan dalam hidupnya yang membuatnya bisa menggenapi rencana Tuhan. Dia mampu menjadi pemimpin sebuah bangsa yang besar.
Ibrani 11:24-26 – “Karena iman maka Musa, setelah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah dari pada untuk sementara menikmati kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar dari pada semua harta Mesir, sebab pandangannya ia arahkan kepada upah.”
Sahabat, tahukah kamu bahwa setiap kita telah dipilih dan ditentukan oleh Tuhan menjadi pemenang?
Kita yang telah dipilih sebelum dunia dijadikan (Efesus 2:10) untuk melakukan pekerjaan baik, menggenapi rencana Tuhan. Kita bisa meniru teladan Musa bersama keluarganya, yaitu memiliki iman yang kuat. Maka iman ini seharusnya menjadi sumber keberanian bagi kita, orang percaya untuk melakukan kehendak Allah. Bukan karena mengandalkan kekuatan sendiri, kepentingan sendiri, tetapi didasarkan pada cinta kepada Allah.
Mari kita terus belajar, bertumbuh, berjalan bahkan berlari dalam rencana Tuhan di hidup kita. Sampai akhirnya kita sampai pada tujuan kekekalan kita yaitu surga.
Tuhan Yesus memberkati.
Komentar