oleh

Markus 10: 21 Membutuhkan Pengorbanan untuk Bisa Mengasihi

Markus 10: 21

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Bacaan setahun : Mazmur 20; Matius 20; 2 Tawarikh 23-24

Saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, berbicara mengenai kabar baik berarti kita berbicara tentang berita sukacita. Permulaan penulisan kitab Markus menyatakan Injil tentang Yesus Kristus, sebagaimana yang tertera pada Markus 1:1-3 – Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.”

Injil Markus menyimpan rahasia besar mengenai jati diri Yesus yang sesungguhnya, tentang bagaimana nubuatan-nubuatan digenapi, Yesus disebut Anak Allah, serta bagaimana Yesus mati dan akan datang kembali.

Jika kita menelaah secara mendalam mengenai arti Kasih yang Berkorban, maka secara gamblang kita dapat melihat bagaimana karya pengorbanan Kristus itu dinyatakan dengan sangat terbuka di kitab Markus ini. Dimana karya Yesus dimulai dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah di Galilea hingga pengajaran dan mujizat yang dilakukan Yesus di Yudea, sebelum Yesus menjalani masa penderitaan hingga kematian-Nya di Yerusalem.

Markus 10:21 dikatakan: Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Dari ayat inilah, kita bisa mengetahui bahwa Yesus sendiri menginginkan kita untuk mengorbankan apa yang kita miliki untuk mengikut Dia. Pengorbanan itulah bentuk kasih kita kepada-Nya. Dia sudah terlebih dulu mengasihi kita dengan rela berkorban di kayu Salib demi menebus dosa kita. Maka kita juga harus meninggalkan hal-hal duniawi ini demi mengikut-Nya. Apa yang kita miliki lebih baik dibagi sebagai wujud kasih bagi sesama, terutama yang membutuhkan.

Ini adalah sebuah perintah atau mandat yang harus dikerjakan. Dimana kasih harus dinyatakan, kesungguhan kasih itu melebihi segalanya. Tanpa kasih sesungguhnya hanyalah kesia-siaan. Tunjukkanlah kasih kita kepada semua orang, wartakanlah berita sukacita, karena Yesus adalah kasih terbesar. Tuhan Yesus memberkati.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *