Dalam kehidupan sehari-hari, tidak jarang kita menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari orang lain. Mungkin itu berupa fitnah, pengkhianatan, cemoohan, atau perlakuan yang menyakitkan secara fisik dan emosional. Sebagai manusia, respons alami kita mungkin marah, membenci, atau bahkan ingin membalas. Namun, sebagai orang percaya, bagaimana seharusnya kita menyikapi ketika ada yang berbuat jahat kepada kita?
Renungan Kristen kali ini mengajak kita merenungkan bagaimana firman Tuhan mengajarkan sikap hati yang benar dalam menghadapi kejahatan dari sesama.
1. Mengenal Sikap Yesus dalam Menghadapi Kejahatan
Yesus Kristus adalah teladan sempurna dalam merespons kejahatan. Dalam penderitaan-Nya di kayu salib, Ia tidak membalas hinaan dengan hinaan, dan tidak membalas pukulan dengan kekerasan. Bahkan, Ia berdoa bagi mereka yang menyakiti-Nya:
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)
Keteladanan ini menunjukkan bahwa kasih sejati tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, melainkan mengampuni dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.
2. Mengampuni adalah Kunci Kebebasan Hati
Mengampuni bukan berarti menyetujui perbuatan jahat, tetapi melepaskan diri dari beban kebencian. Firman Tuhan berkata:
“Janganlah kamu membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!” (Roma 12:17)
Saat kita mengampuni, kita sedang memilih untuk tidak terikat oleh luka yang ditimbulkan orang lain. Pengampunan membebaskan hati, membuka ruang bagi damai sejahtera Allah untuk mengalir dalam hidup kita.
3. Serahkan Pembalasan kepada Tuhan
Kita sering merasa ingin membalas perbuatan jahat agar orang lain “merasakan” akibatnya. Namun, Alkitab mengingatkan:
“Pembalasan itu adalah hak-Ku, Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.” (Roma 12:19)
Tuhan adalah Hakim yang adil. Ia melihat setiap ketidakadilan dan tidak akan tinggal diam terhadap kejahatan. Tugas kita bukan membalas, melainkan tetap berjalan dalam kebenaran dan membiarkan Tuhan yang bertindak.
4. Doakan Orang yang Berbuat Jahat
Doa adalah senjata rohani yang kuat. Dalam Matius 5:44, Yesus mengajarkan:
“Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Mendoakan mereka yang menyakiti kita adalah bentuk kasih yang paling dalam. Mungkin mereka tidak berubah, tetapi hati kita akan dipulihkan dan dikuatkan oleh Tuhan.
5. Tumbuh dalam Kasih dan Karakter Kristus
Setiap kejahatan yang kita alami adalah kesempatan untuk bertumbuh dalam kasih dan kedewasaan rohani. Tuhan bisa memakai luka itu untuk membentuk karakter kita, menjadikan kita lebih serupa dengan Kristus.
Tantangan iman bukan hanya saat kita diberkati, tetapi juga saat kita disakiti — apakah kita tetap memilih kasih, atau jatuh dalam kebencian.
Penutup: Tetap Baik Meski Diperlakukan Tidak Baik
Menghadapi kejahatan dengan kasih bukanlah tanda kelemahan, tetapi bukti dari kekuatan iman. Ketika kita memilih untuk tidak membalas, melainkan berserah kepada Tuhan, kita sedang berjalan dalam terang Kristus.
Renungkan hari ini:
Apakah saya menyimpan kebencian terhadap seseorang?
Apakah saya sudah mengampuni dengan tulus?
Apakah saya bersedia menyerahkan rasa sakit itu kepada Tuhan?
Biarlah kasih Kristus memenuhi hati kita dan menuntun kita untuk hidup dalam damai, meski dunia tak selalu adil. Sebab ketika kita membalas kejahatan dengan kebaikan, kita sedang membawa terang Tuhan ke tengah kegelapan.
Komentar