oleh

Renungan Kristen: Ketika Suami Sibuk Kerja, Dimanakah Tuhan Dalam Rumah Tangga Kita?

Dalam kehidupan rumah tangga modern, banyak isteri Kristen menghadapi kenyataan bahwa suami mereka sibuk dengan pekerjaan. Tanggung jawab sebagai pencari nafkah sering membuat para suami tenggelam dalam dunia kerja, sehingga waktu bersama keluarga menjadi terbatas. Lalu, bagaimana seharusnya kita menyikapi hal ini sebagai orang percaya?

1. Kesibukan Bekerja Bukan Dosa, Tapi Waspadalah

Firman Tuhan tidak pernah melarang kerja keras. Bahkan Amsal 14:23 mengatakan, “Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan.” Namun demikian, ketika pekerjaan menjadi berhala — hal yang menggeser posisi Tuhan dan keluarga — maka itu bisa jadi masalah serius.

Sebagai isteri, penting untuk mengingatkan suami dengan kasih agar tetap menempatkan prioritas secara seimbang: Tuhan, keluarga, dan pekerjaan. Kesibukan tidak boleh membuat seseorang kehilangan arah rohaninya.

2. Doa adalah Kunci dalam Kesepian

Ketika suami terlalu sibuk dan kehadirannya minim di rumah, perasaan sepi bisa menyelinap. Namun Tuhan tidak pernah jauh. Mazmur 34:18 menguatkan kita: “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.”

Gunakan waktu sepi bukan untuk mengeluh, tetapi untuk membangun mezbah doa. Doakan suami, doakan rumah tangga, dan mintalah hikmat supaya Tuhan menyentuh hatinya agar bisa lebih hadir, bukan hanya secara fisik tapi juga secara emosional dan spiritual.

3. Komunikasi dalam Kasih

Efesus 4:15 menasihatkan kita untuk “menyatakan kebenaran di dalam kasih.” Jika kamu merasa terbeban karena suami terlalu sibuk, sampaikan dengan cara yang membangun, bukan menghakimi. Komunikasi yang sehat adalah jembatan untuk pemulihan dalam rumah tangga.

Mungkin suami merasa ia sedang berjuang untuk memberikan yang terbaik, sementara isteri merasa diabaikan. Renungkan bersama, dan carilah titik temu di hadapan Tuhan.

4. Panggil Tuhan Masuk dalam Rumah Tangga

Yosua 24:15 berkata, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” Rumah tangga yang melibatkan Tuhan akan tetap kuat walau diterpa kesibukan. Bangun waktu teduh bersama meskipun singkat, seperti doa sebelum tidur atau membaca firman bersama saat akhir pekan.

Jangan tunggu waktu luang — ciptakan waktu untuk Tuhan dan keluarga, walau di tengah jadwal yang padat. Tuhan sanggup memberkati waktu yang sedikit menjadi berarti.


Penutup:

Suami yang sibuk bekerja bukanlah akhir dari keharmonisan rumah tangga. Justru ini bisa menjadi momen untuk membangun iman, mempererat doa, dan memperdalam kasih. Ingatlah bahwa Tuhan peduli terhadap keseimbangan hidup kita.

Biarlah rumah tangga kita bukan hanya sukses secara duniawi, tetapi juga kuat secara rohani. Ketika suami, isteri, dan Tuhan berjalan bersama, tidak ada kesibukan yang mampu memisahkan cinta dan tujuan-Nya dalam keluarga.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *