Kehilangan seorang teman adalah pengalaman yang berat dan menyakitkan. Apalagi ketika mereka berpulang lebih dahulu dari kita, sering muncul rasa sedih, duka, bahkan pertanyaan: mengapa harus dia? Dalam situasi ini, iman Kristen menolong kita untuk melihat kematian bukan sebagai akhir, melainkan pintu menuju kehidupan kekal yang Tuhan janjikan.
Menghadapi Rasa Kehilangan dengan Iman
Alkitab mengingatkan bahwa hidup manusia di dunia ini hanya sementara. Ketika teman kita meninggal lebih dahulu, itu berarti perjalanan mereka di dunia telah selesai sesuai kehendak Tuhan. Meski hati kita berduka, kita percaya bahwa Tuhan yang memberi hidup juga yang mengambilnya, dan semua itu terjadi dalam rencana-Nya yang sempurna.
“TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21)
Menguatkan Hati dengan Pengharapan Kekal
Sebagai orang percaya, kita memiliki pengharapan yang tidak dimiliki dunia: kehidupan kekal bersama Kristus. Kematian teman bukanlah perpisahan selamanya, melainkan hanya sementara. Kelak, kita yang percaya akan dipertemukan kembali dalam kekekalan.
“Sebab jika kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.” (1 Tesalonika 4:14)
Belajar dari Kehidupan yang Singkat
Kehilangan teman bisa menjadi pengingat bahwa hidup ini rapuh dan singkat. Kita tidak tahu kapan waktu kita tiba, tetapi kita bisa memaknai hidup dengan:
-
Mengasihi orang-orang di sekitar kita dengan tulus.
-
Melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.
-
Hidup seturut firman-Nya dan menjadi berkat bagi sesama.
Dengan demikian, ketika waktu kita tiba, kita pun siap pulang dengan damai di hadapan Tuhan.
Menyikapi Duka dengan Bersyukur
Meski berat, kita bisa bersyukur atas momen-momen yang pernah kita lalui bersama teman yang telah meninggal. Kenangan indah, tawa, dan kebersamaan adalah berkat Tuhan yang patut dikenang. Bersyukur membuat hati lebih tenang, sekalipun rasa rindu itu tetap ada.
Penutup
Ketika teman terlebih dahulu meninggal, izinkan hati kita berduka, tetapi jangan kehilangan pengharapan. Kematian hanyalah pintu menuju hidup yang kekal bersama Kristus. Mari kita jalani hidup dengan penuh iman, kasih, dan pengharapan, sambil percaya bahwa suatu hari nanti kita akan bertemu kembali dengan orang-orang yang kita kasihi di surga.
“Aku adalah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” (Yohanes 11:25)
Komentar