oleh

Renungan Kristen: Yeremia 29: 11 Rencana-Nya

Yeremia 29: 11

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 97; Lukas 9; Yosua 5-6

Suatu kali saya berkesempatan membagikan khotbah di sebuah gereja di Indiapolis, dimana saya membagikan salah satu khotbah saya berjudul, “Anda Ingin Saya Melakukan Apa? Panggilan Tuhan dan Tanggapan Anda.”

Saya sudah tidak membawakan khotbah itu selama beberapa tahun, jadi hal itu mengukir banyak sekali kenangan. Ini adalah kisah saya saat Tuhan memanggil saya 11 tahun yang lalu untuk meninggalkan pekerjaan saya sebagai pengajar untuk menjadi penulis, pembicara dan mengajar tentang kekristenan penuh waktu.

Saat saya pertama kali menerima panggilan itu, saya benar-benar panik. Saya menghubungi pendeta saya sambil menangis dan berkata, “Aku pikir Tuhan menginginkanku untuk meninggalkan pekerjaanku! Aku tidak mau melakukan itu! Aku menyukai pekerjaanku!”

Dia menenangkan saya dengan kata-katanya. “Jika kamu tidak berniat untuk meninggalkan pekerjaanmu yang sekarang, maka menurutku Tuhan belum memanggilmu untuk melakukannya.”

Saya pasti sangat lambat dalam menyerap panggilan itu karena kata-kata yang disematkan di akhir kalimatnya “BELUM ADA”. Karena kemungkinan di masa depan, hal itu bisa terjadi.

Selama berbulan-bulan, saya pura-pura tidak memahami apa artinya. Lagi pula, saya berkata kepada diri sendiri, saya yakin Tuhan sudah memanggil saya untuk mengajar. Tetapi perlahan selama sembilan bulan berikutnya, hal yang menakjubkan terjadi. Tuhan mengubah hati saya. Itu seperti proses kehamilan sembilan bulan dimana Tuhan mempersiapkan seorang bayi untuk lahir. Sebelas tahun yang lalu saya benar-benar masih bayi di dalam Kristus, belum siap secara rohani untuk menghadapi perubahan hidup yang begitu drastis. Tetapi Tuhan dengan murah hati menyediakan masa inkubasi untuk mempersiapkan saya.

Tuhan menunjukkan kepada saya bagian Alkitab yang sempurna untuk mengungkapkan ide ini. Rasul Paulus berbicara kepada jemaat di Korintus dengan kata-kata ini:

“Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus. Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.” (1 Korintus 3: 1-2)

Ada kata “BELUM” di sana. Paulus menyampaikan bahwa jemaat gereja di Korintus masih terlalu terikat dengan dunia dan belum cukup dewasa secara iman. Karena itu, mereka perlu diberi makan seperti bayi. Mereka BELUM siap untuk makanan padat, tetapi dengan janji tersirat bahwa mereka akan siap di masa depan.

Saya masih menangis ketika saya menulis surat pengunduran diri saya. Saya sedih karena meninggalkan sesuatu yang saya cintai. Tetapi pada saat yang sama, saya mengalami sukacita yang besar. Tuhan mengubah hati saya sampai saya menginginkan apa yang Dia inginkan lebih dari apapun di dunia. Akhirnya saya siap untuk mengkonsumsi makanan padat sebagai pengganti susu bayi.

Tuhan menghendaki saya untuk memulai sesuatu yang baru, berbeda dan menarik. Dalam prosesnya, saya menemukan sesuatu yang luar biasa: panggilan Tuhan atas hidup Anda bisa berubah. Bagaimanapun, Alkitab berjanji bahwa, “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” (Amsal 19: 21)

 

Hak cipta Diane Pearson, diambil dari renungan harian CBN

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *