Yakobus 1:21
”Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu”.
Bacaan setahun : Mazmur 44; 2 Timotius 2; Yesaya 41-42
Setiap orang yang mengaku sebagai orang Kristen memiliki respon yang berbeda-beda, satu dengan yang lainnya. Tak jarang kita menjumpai orang Kristen yang sudah menjadi Kristen sejak lahir (karena latar keluarga), berulang kali pindah dari satu gereja ke gereja lain. Seringkali hati mereka seakan terusik dan memberontak karena “disentil” oleh pemberitaan Firman Tuhan.
Bukan hanya berpindah gereja, namun mereka juga memutuskan keluar dari komunitas agar merasa aman dari koreksi firman Tuhan. Ditambah lagi dengan tidak adanya kerendahan hati, ketika ada orang yang lebih muda dan tak berpengalaman, menegur atau mengingatkan kesalahannya.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada jaminan bahwa semakin lama seseorang menjadi Kristen, berarti dia juga semakin dewasa dalam iman atau kerohanian dan memiliki kerendahan hati.
Bagaimana respon hati kita terhadap ‘benih’ yang disampaikan, akan menentukan efektif atau tidaknya kuasa firman itu dalam hidup kita. Hati sebenarnya harus benar-benar dijaga karena hati memegang peran penting dalam kita melewati kehidupan. “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” (Amsal 4:23)
Saat hati kita bersih maka kita sedang mempersilakan Roh Kudus berdaulat penuh atas kehidupan kita. Kita pun akan beres dengan masa lalu yang seringkali mengintimidasi kita. Dan ketika hati kita bersih, saat itu jugalah kita mampu merespon dengan benar akan pemberitaan Injil.
Dan Injil itu sendiri merupakan kekuatan bagi setiap orang yang mau diatur dan diarahkan untuk bisa hidup serupa dengan Kristus. “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31-32)
Agar setiap firman yang disampaikan bisa bekerja dengan maksimal dalam hidup kita, perlu adanya perubahan dari kita sendiri untuk benar-benar mau diperbaharui. Meninggalkan dosa, mengambil komitmen, dan memandang pada Yesus sebagai pemilik kehidupan adalah satu-satunya cara untuk kita dapat merespon setiap firman yang didengar dengan baik.
Kiranya Allah yang penuh kasih, melimpahkan rahmatnya bagi setiap kita. Amin.
Komentar