Yakobus 1:9-11
Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi, dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput. Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
Bacaan setahun : Amsal 22; Efesus 5; Pengkhotbah 10-12
Saudaraku yang dikasihi dalam Tuhan, hidup dalam kecukupan bahkan kelimpahan tentunya menjadi doa dan harapan setiap insan manusia. Namun, jika kekurangan menjadi bagian dari perjalanan hidup kita, lantas apakah kita akan berserah pada nasib dan kemudian tidak melakukan apa-apa?
Kemiskinan atau kekayaaan merujuk pada kondisi dan keadaan yang dialami oleh setiap manusia dalam keberadaannya. Namun pengertian secara Alkitabiah lebih ditekankan pada kondisi dan kehidupan kerohanian kita selaku umat percaya.
Seperti pada bacaan Alkitab di atas, Yakobus menuturkan tentang bagaimana hidup dalam kekayaan bagi orang miskin adalah kebergantungan kepada Allah. Sedangkan orang kaya yang cenderung mengabaikan Allah dan lebih mengandalkan harta serta kekuasaannya akan mudah lenyap.
Uang bukan segalanya, namun dengan uang, kita bisa membeli segalanya. Istilah ini mengandung pengertian bahwa ukuran kebahagiaan sejati tidak terletak pada uang, tetapi uang merupakan alat penukar untuk mendapatkan apa yang kita butuhkan.
Hikmat diberikan Tuhan bagi setiap kita. Masa sulit menunjukkan kualitas iman kita. Rasul Paulus dalam 2 Korintus 12:9 mencatat mengenai bagaimana perkataan Tuhan hadir dalam hidupnya, ketika masa pencobaan sedang dialami: Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.
Sahabat, kesulitan, ketidak-berdayaan, kekuatiran dan himpitan memang tidaklah mudah untuk kita hindari. Namun kepercayaan yang teguh akan kehendak dan kasih karunia Bapa dalam kehidupan kita, akan memampukan kita untuk melihat pertolongan tangan kasih-Nya yang sempurna. Karena itu, marilah kita mengucap syukur, karena ujian terhadap iman kita menghasilkan ketekunan dan kemurnian (Yakobus 1:3 dan 1 Petrus 1:7).
Kesimpulannya, kekayaan sejati merupakan kebergantungan hidup kita pada tangan penyertaan Tuhan. Sebab kita ada sampai dengan hari ini bukan karena kekuatan dan kegagahan kita, melainkan oleh kasih karunia Bapa. Hidupilah kebenaran firman Tuhan, dan jadilah pelaku firman Tuhan yang hidup. Wartakan kabar sukacita, berkatilah saudara-saudari kita dengan mengambil bagian untuk menyebarkan pesan firman Tuhan di hari ini. Tuhan Yesus memberkati.
Komentar