Yakobus 4:4
Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
Bacaan setahun : Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 14-15
Dalam surat Yakobus di pasal ini, Rasul Yakobus ingin kita untuk memperhatikan bahwa “persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?”
Yakobus dengan jelas mencontohkan bahwa orang yang bersahabat dengan dunia, seperti:
- Suka bertengkar dan bersengketa (Yakobus 1:1)
- Tidak bisa menjaga hati dan tindakan di hadapan Tuhan (Yakobus 1:2A)
“Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya”
- Tidak berdoa (Yakobus 1:2b)
- Mementingkan hawa nafsu dan kedagingannya (Yakobus 1:3)
Setiap hari, dalam diri kita pasti ada pertentangan antara keinginan Roh dan daging. Keadaan sering memaksa kita untuk menuruti hawa nafsu kedagingan, seperti menjadi egois dan mudah emosi. Namun Tuhan mengingatkan kita untuk menjaga dan menguasai hati kita. Sehingga ketika kita ingin marah, kita berdoa dan memutuskan meninggalkan amarah kita, karena kita bukan lagi hidup dalam daging tapi roh dari Tuhan.
Galatia 5:16-17 (TB) – “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.”
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging. Karena keduanya bertentangan, terkadang kita harus melakukan apa yang tidak kita kehendaki.
Tuhan menentang persahabatan dengan dunia. Orang percaya tidak akan mementingkan apa kata diri kita, melainkan akan menjaga hati, pikiran dan tindakan kita untuk mengikuti apa maunya Tuhan.
Persahabatan dengan dunia tidak akan membuahkan apapun dalam hidup kita selain menjadi racun dalam diri kita, yang berujung dengan kebinasaan dan menjadikan kita musuh Allah. Sedangkan melakukan kehendak Allah, menjadikan kita memiliki kedamaian, sukacita dari Tuhan, dan menikmati berkat jasmani maupun rohani.
Amsal 4:23 (TB) – “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.”
Komentar