Galatia 6:9
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”
Bacaan setahun : Mazmur 77; Ibrani 11; Yeremia 3-4
Apa pikiran kita jika mendengar kata berbuat baik? Bosan? Rugi? Atau ada yang berpikir berbuat baik itu untuk cari untung, tabur-tuai ganti untung? Memang ayat ini sering disalahartikan menjadi jimat untuk mempermainkan Tuhan. Saya berbuat baik lima kali, Tuhan harus balas lima kali dong atau bahkan dua kali lipatnya menjadi 10 bahkan 100 kali lipat? Maaf, jika itu yang ada dipikiran kita maka kita perlu membaca Alkitab berulang-ulang.
Ayat ini menarik karena kita diminta “untuk tidak jemu-jemu” berbuat baik. Mengapa? Karena berbuat baik itu diibaratkan sebagai kebutuhan (wajib dan harus). Sebagai kebutuhan, berbuat baik disejajarkan dengan makan, minum, bernafas dan lain-lain. Artinya sesuatu yang harus ada dan wajib dilakukan oleh orang percaya.
Tujuannya untuk siapa? Untuk kita sendiri. Sama seperti kita makan nasi atau minum air, bukan agar kita mendapat air atau nasi yang lebih banyak, tetapi agar kita memiliki kekuatan menghadapi hidup. Sama halnya saat berbuat baik, tujuannya agar saat kita membutuhkan kekuatan dan pertolongan, maka hasil berbuat baiklah yang nantinya akan kita tuai.
Tapi ingatlah bahwa perbuatan baik harus disertai dengan hati yang tulus dan tidak sombong. Maka dengan pengertian inilah, kita akan semakin giat dalam berbuat baik.
Seperti kata John Wesley, “Lakukan semua kebaikan yang kamu bisa, dengan semua cara yang kamu bisa, di segala tempat, dan di setiap waktu kepada semua orang selama kamu masih bisa melakukannya.”
Mari saudaraku, saya mengajak kita semua selama masih diberi kesempatan, dimana pun, kapan pun, untuk berbuat baik kepada siapa pun. Inilah kesempatan kita menjadi perpanjangan tangan Tuhan dalam memancarkan Kerajaan Allah bagi dunia. Tuhan memberkati.
Komentar