oleh

Renungan Kristen: Belajar Menerima Perbedaan Orang Lain dengan Kasih Kristus

Sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk hidup dalam kasih, kerukunan, dan saling menghormati satu sama lain. Namun dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi perbedaan: perbedaan latar belakang, cara berpikir, kebiasaan, bahkan cara beriman. Bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap perbedaan itu?


Perbedaan Adalah Bagian dari Rencana Allah

Allah menciptakan manusia dengan keunikan masing-masing. Tidak ada dua pribadi yang benar-benar sama. Dalam 1 Korintus 12:4-6, Rasul Paulus menjelaskan bahwa ada berbagai karunia, pelayanan, dan pekerjaan, tetapi semuanya berasal dari Roh yang sama. Ini menunjukkan bahwa keberagaman bukan sesuatu yang harus ditakuti, melainkan disyukuri.

“Karunia yang berbeda-beda namun satu tujuan: memuliakan Allah.”

Ketika kita menyadari bahwa setiap orang diciptakan Allah dengan maksud dan rencana yang berbeda, kita belajar melihat perbedaan sebagai kekayaan, bukan ancaman.


Kasih Menjadi Dasar Menerima Perbedaan

Dalam Yohanes 13:34, Yesus memberikan perintah baru: “Kasihilah satu sama lain, sama seperti Aku telah mengasihi kamu.” Kasih yang diajarkan Kristus adalah kasih tanpa syarat — tidak berdasarkan kesamaan, latar belakang, atau kenyamanan pribadi.

Menerima orang lain yang berbeda dengan kita adalah bentuk nyata dari kasih Kristus. Bahkan ketika orang tersebut memiliki pandangan atau karakter yang tidak sejalan dengan kita, kita tetap dipanggil untuk mengasihi, bukan menghakimi.


Menghindari Sikap Menghakimi

Seringkali, perbedaan membuat kita cepat menghakimi atau merasa lebih benar. Dalam Matius 7:1-2, Tuhan Yesus mengingatkan, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” Kita diajak untuk rendah hati, menyadari bahwa hanya Tuhan yang memiliki otoritas untuk menilai hati dan motivasi seseorang.

Menerima perbedaan bukan berarti setuju dengan segala hal, tetapi tetap menghormati orang lain sebagai ciptaan Allah yang berharga.


Hidup Dalam Damai dan Saling Menguatkan

Dalam Roma 12:18, tertulis: “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang.” Renungan ini mengingatkan kita bahwa menerima perbedaan adalah langkah awal untuk membangun damai sejahtera dalam komunitas, keluarga, dan gereja.

Ketika kita hidup dalam kasih dan kerendahan hati, kita membuka ruang bagi kesatuan dalam keberagaman. Kita bisa saling melengkapi, menguatkan, dan bertumbuh bersama sebagai tubuh Kristus.


Penutup: Belajar dari Yesus

Yesus sendiri adalah teladan terbaik dalam menerima orang yang berbeda. Ia duduk makan bersama pemungut cukai, berbicara dengan orang Samaria, bahkan memulihkan orang-orang yang dipandang hina oleh masyarakat.

Sebagai pengikut Kristus, mari kita belajar melihat sesama dengan mata kasih — bukan dengan kecurigaan, prasangka, atau kebencian. Mari kita menjadi terang dan garam di tengah dunia yang penuh perbedaan, dengan hidup mencerminkan kasih yang tak terbatas dari Tuhan.

Doa:

Tuhan, ajar kami untuk menerima perbedaan seperti Engkau menerima kami. Buanglah ego dan prasangka dalam hati kami, gantikan dengan kasih, pengertian, dan kerendahan hati. Pakailah kami untuk membawa damai dan persatuan di mana pun kami berada. Dalam nama Yesus kami berdoa, amin.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *